Jawa Pos

Betah Berlama-lama di Perpustaka­an

-

Dua Hari Merasakan Jadi ”Warga” New York

NEW YORK. The city that never sleeps. Oktober lalu saya berkesempa­tan menjejakka­n kaki di kota yang sebelumnya hanya saya lihat lewat setting film-film Hollywood atau serial TV favorit. Setelah menghadiri undangan press junket Watchmen HBO, saya punya waktu untuk mengeksplo­r kota yang juga berjuluk The Big Apple tersebut. Meski sebentar, saya ingin merasakan jadi ”warga” New York. Menjelajah museum, ”melebur” dengan buku-buku di perpustaka­an, santai sore di taman, sampai ”tersesat” dalam kerumunan orang di Times Square.

Retail store Apple yang paling ikonik ini baru dibuka lagi 19 September lalu, setelah ditutup lebih dari dua tahun untuk renovasi. Kubus kaca itu buka 24 jam. Ya, 24 jam! Dan, jam berapa pun selalu penuh pengunjung. Saya niatin ke sana pagi-pagi banget. Sekitar pukul 07.00. Ada tiga orang yang menyambut di depan pintu masuk. Lalu, kita diarahkan untuk menuruni tangga spiral menuju ”playground”-nya pencinta Apple.

Sepagi itu sudah ada belasan pengunjung yang datang. ”Hi, may I help you?” seorang staf pria berambut gondrong dikucir menyapa ramah. Setiap orang yang datang bakal di-guide personal. Yang bukan penggemar Apple pun tetap bisa terpuaskan oleh ambience dan arsitektur store. Bebas untuk memotret suasana di dalam, asalkan tidak mengganggu pengunjung lain. Sekitar 40 menit kemudian, di luar, antrean sudah mengular. Wah, untung saya datang pagi-pagi banget.

Malamnya, sehabis main ke Times Square yang nggak jauh dari Fifth Avenue, rasanya sayang kalau nggak mampir lagi ke kubus kaca itu. Saya pikir lebih sepi, ternyata... masih penuh aja.

Terletak di jalan utama Manhattan, persimpang­an paling sibuk di New York ini tidak pernah sepi dari lalu-lalang pejalan kaki. Begitu malam menjelang, Times Square menampilka­n sajian utamanya. Atraksi tata cahaya dari berbagai sisi gedung yang jadi billboard raksasa itu bikin suasana malam begitu meriah.

Gambar bergerak yang kebanyakan berupa iklan tersebut menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung bisa menikmatin­ya dari tangga yang dijadikan tempat duduk. Orang-orang naik sampai tangga paling atas untuk mendapatka­n spot terbaik. Dari atas tangga, terlihat jalanan Times Square bak lautan manusia. Jika janjian ketemu dengan teman di lokasi itu, dibutuhkan usaha ekstra untuk melewati kerumunan pengunjung.

Di tepi jalan, beberapa orang yang berkostum superhero mengajak pengunjung berfoto bersama, tapi Anda harus membayar USD 5–10. Ada juga sekelompok pemuda yang beraksi freestyle dance. Kalau ingin membeli oleh-oleh, di sekitar Times Square berjajar toko-toko yang menjual suvenir.

Parade yang berlangsun­g sejak 1937 itu diadakan pada Minggu pertama Oktober untuk menghormat­i Jenderal Polandia dari perang revolusi AS Kazimierz Pulaski. Jalanan Fifth Avenue ditutup selama parade yang diikuti sekitar 100 ribu orang tersebut. Warna merah dan putih dari bendera Polandia mendominas­i parade. Ada kelompok drum band, parade busana tradisiona­l, barisan pemadam kebakaran dan polisi, hingga musik. Banyak pengguna jalan yang sengaja menunggu parade lewat agar bisa memotretny­a.

Hai travelers, punya pengalaman berlibur seru dan ekstrem? Melakukan solo traveling dengan uang pas-pasan atau memilih rute yang tidak biasa tentu menjadi pengalaman menantang dan tidak terlupakan. Setiap orang pasti punya kisah yang berbeda. Ceritakanl­ah pengalaman tersebut melalui e-mail dalam tulisan. Maksimal 500 kata. Sertakan pula tip liburan ala Anda. Lampirkan foto paling keren dan seru saat berlibur (minimal 500 KB). Jangan lupa lampirkan scan kartu identitas, NPWP, nomor rekening bank, dan nomor telepon dalam e-mail tersebut. Cowok atau cewek boleh ikut menulis. Ada honor bila tulisan dimuat. So, tunggu apa lagi? Share yours! (*)

Nonton film pertama Night at the Museum yang dibintangi Ben Stiller? Nah, American Museum of Natural History (AMNH) jadi setting film tersebut. Sebaiknya luangkan waktu yang cukup buat mengeksplo­rnya. Minimal setengah hari. Sebab, banyak ruangan dan koleksi yang bisa dijelajahi. Mulai diorama hewan-hewan liar dari berbagai benua, sejarah peradaban manusia dan budaya, sampai koleksi fosil berbagai jenis dinosaurus. Dari yang kecil sampai yang banget.

Jangan lupa menyambang­i Rapa Nui, patung kepala dari Easter Island yang dalam film menyapa Larry (Ben Stiller),

Juga, ”mengobrol” dengan patung Theodore Roosevelt, presiden ke-26 AS.

Selain itu, yang diburu banyak pengunjung adalah berfoto dengan fosil T-rex yang disebut-sebut sebagai dinosaurus terbesar dan terkuat. Saya jadi membayangk­an kalau saja T-rex, gajah, dan koleksi museum yang lebih dari 32 juta spesimen itu benar-benar hidup saat malam...

 ??  ?? I am Legend, Revolution­ary Road, The Avengers,
I am Legend, Revolution­ary Road, The Avengers,
 ??  ?? KOLEKSI LENGKAP: Penulis di dekat fosil Barosaurus, dinosaurus pemakan tumbuhan, yang dipamerkan di American Museum of Natural History.
KOLEKSI LENGKAP: Penulis di dekat fosil Barosaurus, dinosaurus pemakan tumbuhan, yang dipamerkan di American Museum of Natural History.
 ?? FOTO-FOTO: NORA SAMPURNA/JAWA POS ?? AMERICAN MUSEUM OF NATURAL HISTORY
”Hey, Dum Dum, give me gum gum.”
FOTO-FOTO: NORA SAMPURNA/JAWA POS AMERICAN MUSEUM OF NATURAL HISTORY ”Hey, Dum Dum, give me gum gum.”
 ??  ?? GEMERLAP TIMES SQUARE
GEMERLAP TIMES SQUARE
 ??  ?? APPLE STORE FIFTH AVENUE
APPLE STORE FIFTH AVENUE
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia