Jawa Pos

Sulit Latih Emak-Emak karena Tangan Selalu Bergetar

Dimas ingin produk usaha kecil memiliki nilai lewat tampilan foto. Dia bertandang ke banyak kota untuk melatih ibu-ibu dalam memotret produk mereka agar terlihat menarik.

-

SEPTIAN NUR HADI, Jawa Pos

DIMAS Rahmat Pamungkas punya perhatian khusus terhadap emak-emak. Dengan telaten, dia membagikan ilmu fotografi handphone. Ilmu yang dipelajari sejak tiga tahun silam.

Dimas memilih handphone karena fotografi tidak harus mahal. Asal memperhati­kan detail, sebuah objek akan tampak memiliki nilai. ’’Karena untuk menghasilk­an karya yang bagus itu bergantung diri sendiri. Alat hanyalah media pendukung,’’ kata pria 37 tahun tersebut.

Dari sana, Dimas berpikir bahwa kemampuan yang dimiliki harus berguna untuk orang lain

J

Dimas ingin mengubah pandangan orang bahwa menguasai fotografi tidak harus ribet. Fotografi harus cepat, mudah, dan murah.

Nah, dia awalnya menularkan ilmunya kepada ibu-ibu anggota pemberdaya­an kesejahter­aan keluarga(PKK)disekitarS­urabaya. Diainginib­u-ibuyangmem­ilikiusaha kecil bisa lebih berdaya. Terutama lewat foto produknya yang keren. Pria yang tinggal di Jalan Rungkut Barata VI tersebut menilai produk buatan para pelaku usaha kecil mempunyai nilai yang tinggi.

Misalnya, kerajinan tangan dan kuliner. Sayangnya, dokumentas­i terhadap produk itu masih minim. Akibatnya, penjualan tidak berjalan maksimal.

Karena itu, Dimas pun mulai mengajari ibu-ibu PKK. Pelatihan ilmu diberikan. Pelatihan dibuka secara umum dan gratis. Terutama ketika para ibu-ibu tersebut berkumpul. Syaratnya gampang, yakni membawa handphone. Untuk merek dan tipenya, tidak ada batasan. Yang penting, ada kamera dalam handphone tersebut. ’’Awalnya, meski persyarata­nnya gampang, mereka masih enggan mengikuti pelatihan. Waktu itu hanya20pes­erta.Itupunkeba­nyakan ibu-ibu yang berusia sudah tua. Yaitu, 50–60 tahun ke atas,’’ ucapnya, lantas tertawa.

Dia tidak menyangka akan mengajari ibu-ibu PKK usia 50 tahun ke atas. Yang pasti, pelatihan bakal berjalan alot. Benar saja, para peserta cukup sulit menangkap materi yang diberikan. Terlebih saat mempraktik­kannya. ’’Jangankan

menghasilk­an foto yang bagus, agar foto tidak ngeblur saja, sangat sulit. Tangan mereka selalu bergetar jika memegang handphone-nya.

Seperti grogi,’’ ungkapnya.

Alhasil, pelatihan harus dilakukan berkali-kali. Dimas pun harus telaten. Meski begitu, hal tersebut bukan masalah besar baginya. Sebab, meski sudah tua, semangat mereka masih membara. Dimas mengapresi­asi semangat ibu-ibu itu. Meski sulit, mereka tetap mencobanya hingga bisa menciptaka­n foto yang bagus.

Dalam hal ini, materi pelatihan diberikan secara bertahap. Setelah menguasai cara pengambila­n angle

foto, mereka diberi pelatihan editing.

Misalnya, pengaturan komposisi cahaya foto yang mereka hasilkan. Tidak sampai di situ. Setelah editing selesai, tahap selanjutny­a adalah promosi ke media sosial.

Agar terlihat menarik, kutipan pada foto yang diunggah di media sosial harus selaras. Menggunaka­n kosakata kekinian, simpel, dan enak dibaca. Dengan begitu, orang yang melihat langsung mengerti maksud foto yang diunggah ke media sosial masing-masing.

’’Menguasai fotografi handphone tidak memakan waktu lama. Cukup dua kali pertemuan, mereka dapat memahami basic-nya. Termasuk tahap editing dan promosi ke media sosial,’’ ungkapnya.

Seiring berjalanny­a waktu, nama Dimaskianp­opulerdika­langanibui­buPKK.Khususnyap­elakuUMKM. Bukanhanya­diSurabaya.Melainkan jugadiSido­arjo,Tulungagun­g,Kediri, Malang,Batu,Bali,Bandung,Jogjakarta,Semarang,Sumatera,Jakarta, dan Aceh. debt collector.

 ?? DIMAS RAHMAT PAMUNGKAS FOR JAWA POS ??
DIMAS RAHMAT PAMUNGKAS FOR JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia