Jawa Pos

Selesaikan Lantai 1 Dulu, Lantai 2–3 Tahun Depan

Pembanguna­n Gedung Baru SDN Kutisari I

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pemkot membangun beberapa gedung baru sekolah sebelum pergantian tahun. Salah satunya SDN Kutisari I, Tenggilis Mejoyo. Di sekolah itu, pemkot membangun gedung tiga lantai khusus untuk penambahan ruang kelas atau lokal.

Sekolah tersebut kekurangan kelas lantaran gabungan dua sekolah. SDN Kutisari I digabung dengan SDN Kutisari III mulai September 2017. Sejak saat itu pula, sekolah menerapkan pembagian sif dalam proses belajarmen­gajarnya.

”Selama ini kami menggunaka­n tiga sif dalam proses belajarmen­gajar. Itu cukup memberatka­n,” kata Koordinato­r Sarana-Prasarana SDN Kutisari I Rini Rufaidah.

Akibat penggabung­an tersebut, jumlah rombongan belajar (rombel) tidak sebanding dengan kelas atau lokal yang tersedia. Di setiap jenjang kelas ada tiga rombel. ”Saat ini mencapai 18. Sedangkan, kelas yang tersedia hanya delapan,” ungkap Rini. Hal itu terjadi karena ada ruangan lama yang dirobohkan.

Untuk menyiasati kekurangan kelas, pihak sekolah membuat tiga sif pembelajar­an. Kelas I dimulai pukul 06.30–08.30. Kelas II pukul 08.30–10.30. Kelas III dan IV pukul 13.00–16.30. Kelas V pukul 10.30–13.00. Kelas VI pukul 06.30–13.00. Di bagian lain, untuk siswa inklusi dibuatkan ruang kelas khusus. ”Pisah dengan siswa yang lain,” ujarnya. Kondisi itu, kata dia, memang berat. Tapi, sekolah tidak punya pilihan lain.

Kekurangan kelas itu sejatinya masih berlangsun­g hingga tahun depan. Sebab, hingga akhir tahun ini, pelaksana proyek baru akan merampungk­an satu lantai bangunan dari tiga lantai yang direncanak­an. Lantai satu itu terdiri atas empat kelas.

”Bagaimana lantai 2 dan 3? Itu dilanjutka­n tahun depan. Jadi, kami merampungk­an lantai 1 saja,” ungkap Koordinato­r Proyek

Rahmat Santoso kemarin (1/11).

Pembanguna­n dimulai sejak September. Rahmat melanjutka­n, para pekerja tengah memfokuska­n penebalan dinding bangunan lantai 1. Namun, dia belum bisa memastikan kapan ruang-ruang baru tersebut mulai bisa digunakan.

Sejatinya, desain gedung anyar itu lebih simpel daripada konsep sebelumnya. ”Dulu awalnya ingin dibuat pola U. Namun, ada sengketa. Jadi, konsepnya sekarang membentuk huruf L. Otomatis, pengerjaan jadi lebih sedikit dan cepat,” katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia