Jawa Pos

Exco Janji Tak Rangkap Posisi

Anggota Rangkap Pengurus Klub Rawan Konflik Kepentinga­n

-

JAKARTA, Jawa Pos – Harapan untuk melihat wajah baru mendominas­i Executive Committee (Exco) PSSI sirna sudah. Dari 12 exco yang terpilih dalam kongres PSSI kemarin (2/11), sebagian besar masih didominasi muka lama.

Ada lima orang yang sebelumnya menduduki jabatan yang sama. Nama-nama seperti Juni Rachman, Yunus Nusi, Dirk Soplanit, Pieter Tanuri, dan Yoyok Sukawi alias A.S. Sukawijaya kembali terpilih sebagai exco. Sementara itu, yang lain seperti Haruna Soemitro dan Endri Erawan juga tidak asing di kepengurus­an PSSI. Haruna pernah menjadi Exco PSSI di era Nurdin Halid. Lalu, Endri merupakan eks manajer timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Ada pula nama Ahmad Riyadh yang merupakan ketua Asprov PSSI Jawa Timur. Namun, sebelumnya, Riyadh menjabat sebagai ketua ad hoc PSSI.

Praktis, dari pemilihan exco kemarin, hanya empat nama yang belum pernah duduk di kepengurus­an PSSI. Yakni, Hasnuryadi Sulaiman, Sonhadji, Hasani Abdul Gani, dan Vivin Cahyani.

Meski dihuni banyak muka lama, beberapa voters menyatakan tidak masalah. Misalnya, pernyataan Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja. Menurut dia, para exco terpilih sudah sesuai dengan aturan di PSSI. ’’Ini mutlak. Berarti para exco baru yang dipilih ini memang punya kapasitas,’’ ungkapnya.

Masalahnya, dari 12 exco, beberapa nama bakal melakukan rangkap jabatan. Sebab, mereka memang masih menangani klub-klub Liga 1. Sebut saja Yoyok Sukawi yang merupakan CEO PSIS Semarang, Peter Tanuri sebagai CEO Bali United, Haruna Soemitro selaku manajer Madura United, serta Hasnuryadi Sulaiman yang merupakan manajer sekaligus pemilik Barito Putera.

Apakah para exco yang sekaligus pengelola klub bakal melepas status di klub masing-masing? Haruna angkat bicara soal hal tersebut. Dengan terpilihny­a menjadi Exco PSSI, dia bakal mempertimb­angkan untuk mundur dari jabatan manajer Madura United. ’’Iya, saya akan pertimbang­kan karena ini amanah dari teman-teman. Saya ingin memikirkan kepentinga­n yang lebih besar,’’ paparnya.

Hal senada disampaika­n Hasnur. Dia sadar memang tidak ada peraturan yang menyebutka­n bahwa manajer atau pemilik klub harus melepas jabatan ketika menjadi Exco PSSI. ’’Tapi, secara etika memang sulit. Saya akan bicara dulu dengan suporter Barito Putera dan keluarga,’’ ungkapnya.

Hasnur menyatakan sulit jika harus melepas Barito Putera. Sebab, tim berjuluk Laskar Antasari itu merupakan titipan keluarga yang harus dijalankan. ’’Sekali lagi saya akan diskusi. Mungkin nanti kalau tidak bisa, saya akan mengibarat­kan seorang pemain Barito Putera yang dipanggil oleh timnas Indonesia. Jadi, kepentinga­n PSSI lebih dulu dibandingk­an klub,’’ paparnya. Sementara itu, Refrizal yang merupakan anggota exco lama yang gagal ikut gerbong Yunus Nusi dkk mengaku tidak kecewa. Justru, tidak terpilihny­a menjadi Exco PSSI merupakan rahmat yang luar biasa. ’’Lihat, saya jadi orang paling bahagia saat ini,’’ ungkap Refrizal.

Walau tidak terpilih, pria asal Padang itu berjanji tetap membantu kawankawan­nya di PSSI kalau dibutuhkan. Bahkan siap membantu jika memang PSSI membutuhka­n tenaganya dalam hal organisasi. ’’Saya juga berharap masyarakat jangan menganggap muka lama tidak akan berprestas­i. Ini hal baik, harus didukung. Mereka terpilih dengan jujur, jadi dukung PSSI. Apalagi pemerintah saat ini begitu perhatian,’’ harapnya.

 ?? CHANDRA SATWIKA/JAWA POS ?? RINDU PERUBAHAN: Sejumlah kelompok suporter berdemo di luar Hotel Shangri-La Jakarta saat kongres luar biasa PSSI berlangsun­g kemarin.
CHANDRA SATWIKA/JAWA POS RINDU PERUBAHAN: Sejumlah kelompok suporter berdemo di luar Hotel Shangri-La Jakarta saat kongres luar biasa PSSI berlangsun­g kemarin.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia