Puluhan Hektare Lahan Padi Puso
Terdampak Krisis Air pada Musim Kemarau
NGAWI, Jawa Pos – Musim kemarau berkepanjangan tidak hanya mengakibatkan sejumlah wilayah Ngawi mengalami krisis air bersih. Sejumlah petani setempat pun dibayangi kerugian besar lantaran lahan pertanian mereka mengalami puso.
Dinas pertanian (disperta) setempat mencatat, puluhan hektare lahan padi puso karena kekurangan pasokan air sepanjang musim kemarau. ”Tapi, untuk data lengkapnya, kami belum menerima,’’ kata Kasi Produksi Tanaman Pangan Moh. Hasan kemarin (2/11).
Hasan menjelaskan, lahan padi di sejumlah wilayah pada masa tanam musim kemarau (MK) ini belum panen. Pihaknya, ujar dia, akan mendata secara menyeluruh setelah panen selesai. Hasil panen itu akan dibandingkan dengan jumlah tanamannya sehingga dapat diketahui besaran kerugian petani akibat kekeringan.
”Tapi, sebagian datanya ada yang sudah masuk,’’ imbuhnya. Dia mencontohkan Kecamatan Geneng. Pada periode tanam kedua Oktober ini, terang dia, tercatat ada sekitar 8,6 hektare lahan yang terdampak kekeringan. Di antara lahan seluas itu, 2,6 hektare mengalami puso. Sisanya terdampak kategori ringan, sedang, dan berat.
”Itu masih data sebagian yang kami ambil dari lima desa di Kecamatan Geneng,’’ ungkap Hasan.
Selain Kecamatan Geneng, lanjut Hasan, data yang sudah masuk adalah Kecamatan Ngawi. Dari tiga desa yang sudah dilaporkan kepadanya, total lahan yang terdampak kekeringan sekitar 145 hektare. Sementara itu, yang mengalami puso 34,5 hektare.
”Jika dibandingkan dengan sebelumnya, tahun ini lebih parah,’’ ungkapnya sembari menyebut rata-rata usia tanaman padi yang puso itu 70–80 hari.
Dia menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya mencarikan solusi terkait dengan kesulitan petani pada musim kemarau. Salah satunya, memberikan bantuan sumur pompa.
”Sebenarnya bisa beralih ke tanaman lain (selain padi, Red), tapi kebanyakan petani tidak mau,’’ ujarnya.