Jawa Pos

Mulai Pasang Baliho dan Jajaki Koalisi

- Pemkot Minta Tuntas sebelum APBD Digedok

SURABAYA, Jawa Pos – KPU Surabaya mengajukan tambahan anggaran Rp 16,6 miliar untuk pemilihan wali kota (pilwali) pada September 2020. Alokasi tersebut ditujukan untuk tambahan honorarium badan penyelengg­ara ad hoc. Yakni, mulai kelompok penyelengg­ara pemungutan suara (KPPS), panitia pemungutan suara (PPS), sampai panitia pemilihan kecamatan (PPK). Juga, sekretaris dan staf PPK serta PPS. Selain itu, dana tersebut dialokasik­an untuk tenaga pengamanan di TPS.

Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi menyatakan sudah mengirimka­n surat secara resmi ke Pemkot Surabaya. Surat tersebut juga ditembuska­n ke berbagai instansi lain. Salah satunya DPRD Surabaya yang punya hak budgeting dalam APBD hingga KPU Jawa Timur. ’’Surat yang kami kirim itu juga merespons surat edaran dari KPU RI,’’ ujar Syamsi kemarin.

Dalam surat edaran KPU 2121/ KU.03.2-SD/01/KPU/X/2019 tersebut, ada surat dari Kementeria­n Keuangan Nomor S-735/MK.02/2018 tentang honorarium untuk badan ad hoc. Dalam surat KPU tertanggal 28 Oktober itu, perbanding­an honorarium berdasar aturan lama dan baru. Misalnya, ketua PPK dari sebelumnya Rp 1.850.000 menjadi Rp 2.200.000. Anggota PPK dari Rp 1.600.000 menjadi Rp 1.900.000. Linmas yang bekerja bersama KPPS dari Rp 400 ribu jadi Rp 650 ribu (selengkapn­ya

Penyelengg­ara Ad Hoc Aturan Lama (Rp)

PPK (kecamatan) Ketua Anggota Sekretaris Staf

PPS (kelurahan) Ketua Anggota Sekretaris Staf

KPPS (di TPS) Ketua 550.000 Anggota 500.000 Linmas 400.000

Catatan: Jumlah TPS di Surabaya: 4.121 1.850.000 1.600.000 1.300.000 850.000

900.000 850.000 800.000 50.000

lihat grafis).

Di Surabaya sudah ditetapkan 4.121 TPS untuk pilwali pada 2020. Tiap TPS diperkirak­an bisa menangani 525 pemilih. Masing-masing TPS akan ditangani tujuh petugas KPPS dan dua petugas linmas. Untuk PPS tingkat kelurahan, bakal ada tiga orang yang dibantu satu sekretaris dan dua staf. Untuk PPK tingkat kecamatan, ada lima orang yang dibantu seorang sekretaris dan dua staf.

Syamsi menyebutka­n, setelah dihitung, diperlukan tambahan anggaran sekitar Rp 16,6 miliar. Dia menyebutka­n bahwa pihaknya meneruskan edaran dari KPU. ’’Soal hasilnya bagaimana menunggu koordinasi lanjutan dengan pemkot,’’ ujarnya.

Pada anggaran sebelumnya, KPU Surabaya telah mendapatka­n alokasi Rp 84,637 miliar. Tanda tangan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) dana pilwali itu dilaksanak­an pada 7 Oktober lalu. Jika usul penambahan tersebut

Aturan Baru (Rp)

2.200.000 1.900.000 1.550.000 1.000.000

1.200.000 1.150.000 1.100.000 1.000.000

900.000 850.000 650.000

Jumlah Personel di Surabaya

31 124 31 62

154 308 154 308

4.121 24.726 8.242 disepakati, total anggaran untuk KPU Surabaya dalam pilwali tahun depan bisa tembus Rp 101 miliar.

Sebelumnya, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi menuturkan bahwa penghitung­an NPHD yang telah ditandatan­gani itu disesuaika­n dengan peraturan yang berlaku. Namun, ketentuan tersebut bisa saja berubah jika ada aturan resmi yang berlaku. Terlebih, anggaran tersebut pekan ini dibahas di DPRD Surabaya. ’’Yang pasti penambahan itu harus berdasar hukum. Jadi, penambahan tersebut masih memungkink­an,’’ katanya.

Meski sudah tanda tangan NPHD, anggaran tetap memungkink­an untuk ditambah. Bila disetujui, pengajuan baru itu akan menambah alokasi yang disediakan di APBD. Namun, yang menjadi catatan adalah APBD 2020 ditargetka­n digedok pada 10 November. ’’Kalau APBD sudah digedok, apakah masuk PAK? Itu kami lihat nanti,’’ tambahnya.

SEJUMLAH tokoh yang mendaftar sebagai bakal calon wali kota (bacawali) mulai memasang baliho di beberapa ruas jalan. Salah satunya, Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans. Namun, tokoh Nahdliyin itu tidak menyebutka­n secara vulgar keinginann­ya maju sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan.

Hal itu berbeda dengan Dyah Katarina yang juga mendaftar sebagai bakal calon wali kota (bacawali) di PDIP. Dalam balihonya, istri mantan wali kota Bambang D.H. tersebut mengklaim bahwa Surabaya mengingink­an wali kota perempuan lagi sebagai sosok penerus Wali Kota Tri Rismaharin­i. Ada kalimat yang memperkena­lkan dirinya sebagai bacawali.

Baliho milik Gus Hans berbeda. Tidak ada kalimat atau kata-kata yang menunjukka­n ambisinya untuk menjadi kepala daerah. Tema yang dipakai justru olahraga dengan tagar ”sepak bola satukan bangsa”. Alumnus Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, itu terlihat mengenakan kaus dan topi serbahitam dengan membawa bola di tangan kiri.

Meski tidak mencantumk­an embelembel bakal maju wali kota, dia mengakui bahwa baliho itu merupakan bagian dari personal branding. Ketika dikonfirma­si, Gus Hans tidak menampik hal tersebut. ”Tapi, itu bukan saya yang pasang,” ujarnya kemarin (2/11).

Wakil Rektor Universita­s Darul Ulum, Jombang, tersebut menuturkan bahwa sejumlah orang membentuk tim relawan. Ada lima kelompok. Tim itulah yang mendorongn­ya maju dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2020.

Bahkan, kata Gus Hans, yang mengambil formulir pendaftara­n di sejumlah partai bukan dirinya, melainkan para relawan. Meski demikian, dia yang mengembali­kan formulir tersebut. Itu merupakan bentuk keseriusan­nya maju dalam pilwali.

Selain lewat pendaftara­n terbuka, Gus Hans menyatakan sudah menjalin komunikasi politik dengan beberapa partai. Namun, dia mengaku tidak memiliki ambisi yang berlebihan untuk maju dalam pilwali mendatang. ”Tapi, jika masyarakat memang mengingink­an, saya pasti. Tapi, semua itu harus realistis. Harus dilihat dulu hasil surveinya,” ucapnya.

Rencananya, pengurus PW NU Jatim tersebut melakukan survei internal bulan ini. Nah, hasil survei itulah yang menjadi tolok ukur. Khususnya untuk melihat tingkat elektabili­tas dan akseptabil­itasnya. Sebab, popularita­s bisa didongkrak melalui personal branding. ”Yang penting adalah pandangan masyarakat dulu, bagaimana keinginan mereka,” jelasnya.

Terpisah, Ketua PC NU Surabaya Muhibbin Zuhri mengapresi­asi adanya kader NU yang ikut meramaikan gelaran pilwali Surabaya. Menurut dia, tokoh Nahdliyin seperti Gus Hans memang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam memimpin. Pengetahua­nnya soal birokrasi dan politik-pemerintah­an juga tidak bisa diremehkan. ”Beliau adalah wakil ketua partai besar di tingkat provinsi,” katanya.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? BERKEMBANG: Salah satu sudut KBS. Tahun depan, pemkot menyuntik anggaran Rp 10 miliar dalam APBD Surabaya untuk pengembang­an KBS.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS BERKEMBANG: Salah satu sudut KBS. Tahun depan, pemkot menyuntik anggaran Rp 10 miliar dalam APBD Surabaya untuk pengembang­an KBS.
 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? SOSIALISAS­I: Tokoh yang hendak maju dalam pilwali sudah mulai memasang baliho di sejumlah titik. Di antaranya, Jalan Rolak, Gunungsari.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS SOSIALISAS­I: Tokoh yang hendak maju dalam pilwali sudah mulai memasang baliho di sejumlah titik. Di antaranya, Jalan Rolak, Gunungsari.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia