Rara Mendut Memilih untuk Setia
Angkat Cerita tentang Kegigihan Perempuan
SURABAYA, Jawa Pos – Rara Mendut membuat keputusan besar. Dia menolak pinangan Tumenggung Wiraguna, panglima perang Sultan Agung dari Kerajaan Mataram. Dia juga terangterangan menunjukkan kecintaan kepada pemuda pilihannya, Pranacitra, meski akibatnya Rara Mendut terpaksa berjualan rokok demi mendapatkan uang. Sebab, dia harus membayar pajak yang telah ditentukan Wiraguna.
Cerita tersebut ditampilkan dalam ketoprak Prahara Tresna Rara Mendut yang digelar di Gedung Pertunjukan Sawunggaling Unesa Lidah Wetan, Jumat malam (1/11). Dalam kisah itu, rokok yang telah diisap Rara Mendut justru bernilai jual lebih tinggi daripada rokok yang masih utuh. Hal itu terjadi karena kecantikan Rara Mendut yang memukau banyak pria.
Tak mau menyia-nyiakan hal tersebut, Rara Mendut pun memanfaatkannya demi mendapatkan uang yang lebih banyak agar dirinya bisa membayar pajak. Namun, cinta dan kesetiaannya tetap untuk Pranacitra.
Causar Figo Triansyah, sutradara pertunjukan itu, menjelaskan bahwa lewat cerita tersebut, dirinya ingin menyampaikan cara perempuan memperjuangkan hak untuk bebas memilih. Causar berharap penonton tidak fokus pada adegan Rara Mendut merokok atau berjualan rokok yang mana itu tidak bagus bagi kesehatan. ’’Adegan itu mungkin tidak untuk dicontoh. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah hal yang melandasi tindakannya,’’ jelasnya.
Bagaimana Rara Mendut mempertahankan pilihan dan cintanya. Sayang, di tengah jalan, mereka dihadang oleh pasukan Wiraguna. Di sanalah Pranacitra terbunuh oleh pisau Wiraguna yang ditusukkan ke perutnya. ’’Hei Rara Mendut, jangan kau tangisi lagi Pranacitra. Dia sudah jadi bangkai. Lebih baik kau cabut pisau di perutnya dan kembalikan padaku,’’ ujar Wiraguna.
Sambil menangis sesenggukan, Rara Mendut mencabut pisau itu dan berjalan menuju Wiraguna. Dia lantas menusukkan pisau itu ke tubuhnya sendiri. Bagi Rara Mendut , lebih baik mati daripada harus hidup dengan Wiraguna yang kejam.
’’Rara Mendut sempat berjanji bahwa jika Pranacitra mati, dia rela dikubur bersama kekasihnya itu. Ini juga simbol kesetiaan Rara Mendut yang sangat setia dan memegang janji,’’ lanjut mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah Unesa itu.