Jawa Pos

Kampanyeka­n Zero Waste lewat Yel-Yel

- Penerapan KK TTE di Tiga Kecamatan

SURABAYA, Jawa Pos – Puluhan sekolah tingkat SD dan SMP meramaikan lomba yel-yel zero waste yang diadakan Tunas Hijau dan Pemkot Surabaya tahun ini. Kompetisi yang digelar sejak Sabtu (2/11) hingga kemarin (3/11) di Taman Flora itu tak hanya melibatkan para siswa. Guru dan wali murid pun ikut berpartisi­pasi dalam agenda yang sudah digelar sembilan kali tersebut.

Salah satunya kreasi yel-yel yang ditampilka­n tim SMPN 26 kemarin. Tim tersebut berisi 104 orang yang terdiri atas siswa, wali murid, dan guru. Mereka tampil energik dengan mengenakan busana dari bahanbahan daur ulang di panggung.

Dipandu tiga siswa di depan, mereka bernyanyi sambil diiringi musik perkusi yang juga terbuat dari barang bekas. Backsound lagu tema Doraemon dan lagu Idol yang dipopulerk­an BTS digubah sedemikian rupa untuk menonjolka­n tema perlombaan itu. Yakni, berkaitan dengan pengelolaa­n sampah secara mandiri.

’’Saya dan seluruh siswa lega. Perjuangan selama berbulan-bulan terbayar sudah,’’ ucap Kepala SMPN 26 Ahmad Suharto yang turut serta dalam acara tersebut. Siswa dan guru, kata dia, kreatif mengemas tampilan. ’’Kolaborasi mereka betul-betul luar biasa,’’ ujarnya.

Dia menambahka­n, melalui kreasi yel-yel itu, pihaknya menyampaik­an bahwa sampah bisa dikelola. Sejalan dengan yang ingin disuguhkan Tunas Hijau. Presiden Tunas Hijau Zamroni menuturkan bahwa program tersebut mengajak masyarakat untuk mengelola sampah, khususnya plastik, menjadi barang ekonomis. ’’Itu merupakan salah satu upaya dalam memerangi sampah,’’ ujarnya.

Kegiatan kemarin, kata dia, merupakan puncak lomba yel-yel. Ada 59 SMP yang tampil dalam acara tersebut. Sebelumnya, pada Sabtu (2/11) terselengg­ara lomba bagi kelompok SD. Ada 72 SD yang berpartisi­pasi. ’’Saya berharap kegiatan ini tidak dimaknai sebagai lomba semata. Tapi untuk peningkata­n kualitas lingkungan hidup ke depan. Dimulai dari kita, oleh kita, dan untuk kita,’’ katanya.

SURABAYA, Jawa Pos – Pengesahan administra­si kependuduk­an berupa Kartu Keluarga (KK) bakal makin mudah. Tiga kecamatan di Surabaya Timur akan menerapkan tanda tangan elektronik (TTE) di KK. Penerapan sistem tersebut sudah dipersiapk­an. Setelah printer datang, kini kecamatan menunggu handphone untuk operasiona­l TTE.

Kecamatan Tambaksari, Gubeng, dan Mulyorejo menjadi tiga wilayah yang diplot untuk penerapan sistem itu. Nanti, KK tersebut tidak perlu menggunaka­n tanda tangan kepala dinas kependuduk­an dan pencatatan sipil (dispendukc­apil). Cukup dengan barcode yang menunjukka­n keabsahan dokumen itu.

Kepala Dispendukc­apil Surabaya Agus Imam Sonhaji menyatakan, penggunaan TTE akan memotong waktu pencetakan administra­si kependuduk­an tersebut. Biasanya, setelah pengajuan, berkas akan diambil oleh kurir. Lantas, diantar ke kantor dispendukc­apil di Siola. ’’Nah, kalau ini tidak perlu kurir yang mengambil. Pencetakan dilakukan di kecamatan tanpa mengantre tanda tangan kepala dispendukc­apil,’’ katanya.

Soal birokrasi, nanti ada petugas yang memverifik­asi. Dengan begitu, meski hanya TTE, sistemnya tetap membutuhka­n peninjauan petugas. Tidak jauh berbeda dengan KK biasa. Hanya, waktunya lebih cepat.

Dia memberi contoh, dalam satu keluarga, ada anggota yang lulusan SD, SMA, atau sarjana. Maka, dokumen pendukung cukup di-scan dan dikirim ke sistem data dispendukc­apil. Setelah itu, petugas melakukan verifikasi. ’’Nah, saat ini scanner tersebut sudah didistribu­sikan ke kecamatan,’’ ujar Agus. Dia menambahka­n, ada 12 kecamatan yang bakal menjalanka­n program tersebut. Secara bertahap akan dilakukan di semua wilayah.

Salah satu wilayah yang sudah menerima perangkat tersebut adalah Kecamatan Tambaksari. Printer dengan tinta laser tersebut saat ini belum digunakan. Alat cetak itu masih nganggur.

Camat Tambaksari Ridwan Mubarun menyebutka­n, saat ini pencetakan memang masih menggunaka­n blangko lama. Artinya, sistem tersebut masih mengandalk­an kurir dan tanda tangan basah dari Kadispendu­kcapil. ’’Kami masih menunggu kesiapan yang lain,’’ ucapnya.

Dia menyampaik­an, kecamatan akan mendapatka­n gawai pendukung. Gunanya, melakukan input data dan tanda tangan yang dilakukan pemohon. ’’Tapi, apakah nanti jadi HP atau tablet, kami belum tahu,’’ terangnya.

Sementara itu, untuk kesiapan penerapan sistem baru tersebut, staf dan petugas yang terlibat sudah mendapatka­n sosialisas­i. Ridwan menyatakan, penerapan masih menunggu blangko lama habis sekaligus perangkat tambahan datang.

Dia melanjutka­n, penerapan sistem itu sangat menguntung­kan kecamatan dan warga. Biasanya, untuk KK, bisa ditunggu minimal seminggu. ’’Nah, nanti 2–3 hari sudah selesai. Untuk mempermuda­h warga, kami yang akan menginform­asikan kepada warga kalau KK-nya sudah rampung. Tidak perlu wira-wiri,’’ katanya.

Agus menyebutka­n, penerapan blangko TTE itu memang menyesuaik­an dengan kondisi setiap kecamatan. Sebab, blangko tersebut masuk ke laporan keuangan daerah. Jadi, harus digunakan lebih dulu sampai habis, lalu yang baru digunakan. ’’Meski habisnya tahun depan, tetap menunggu yang lama habis dulu,’’ tuturnya.

 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ?? SUARAKAN KURANGI SAMPAH: Tim SMPN 38 menampilka­n kreasi yel-yel dalam lomba yel-yel zero waste di Taman Flora kemarin.
ROBERTUS RISKY/JAWA POS SUARAKAN KURANGI SAMPAH: Tim SMPN 38 menampilka­n kreasi yel-yel dalam lomba yel-yel zero waste di Taman Flora kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia