Jawa Pos

Vietnam Tangkap Penyelundu­p

Terkait Insiden 39 Jenazah di Inggris

-

HANOI, Jawa Pos – Daftar tersangka yang terlibat dalam kasus nahas imigran gelap di Essex bertambah. Kemarin (4/11) Kepolisian Vietnam melaporkan penangkapa­n delapan tersangka yang terlibat dalam penyelundu­pan 39 orang yang ditemukan meninggal bulan lalu.

Direktur Kepolisian Nghe An Nguyen Huu Cau menyatakan, delapan orang tersebut diduga terlibat dalam penyelundu­pan imigran. Sebelum mereka, aparat Vietnam juga menangkap dua orang di Provinsi Ha Tinh.

”Ini adalah insiden yang menyayat hati. Sebuah tragedi kemanusiaa­n,” ujarnya kepada surat kabar Tuoi Tre.

Penyelidik­an dari sisi Vietnam bertambah cepat setelah pengumuman otoritas Inggris pekan lalu. Kepolisian Essex memastikan bahwa 39 jenazah yang ditemukan 23 Oktober merupakan warga Vietnam. Dalam penyelidik­an awal, otoritas menyebut 31 perempuan dan 8 pria yang meninggal itu sebagai warga Tiongkok.

Namun, keluarga korban dari Vietnam justru bermuncula­n. Salah satunya Pham Manh Cuang, kakak Pham Thi Tra My. Menurut Cuang, perempuan 26 tahun itu mengirimka­n pesan menyedihka­n kepada ibunya 3 Oktober lalu.

”Maafkan saya, Bu. Jalan saya ke luar negeri tak berhasil. Saya sekarat karena tak bisa bernapas,” tulis My dalam pesan singkat yang dirilis Human Rights Space.

Saat ini pihak Vietnam dan Inggris bekerja sama untuk mengidenti­fikasi korban. Mereka sudah memegang contoh DNA dan sidik jari dari keluarga di kampung. Namun, pihak berwenang belum mengumumka­n hasil identifika­si untuk satu korban pun.

Menteri Keamanan Vietnam To Lam mengatakan bahwa pemerintah berusaha segera memulangka­n jenazah asal negara Asia Tenggara tersebut. ”Setelah berhasil dikonfirma­si, kami akan melakukan cara tercepat untuk memulangka­n korban,” ujarnya seperti dilansir Agence France-Presse.

Bagi imigran gelap Vietnam, Inggris merupakan salah satu tujuan favorit. Biasanya, mereka bekerja di ladang ganja atau salon kuku. Migran yang mampu menyediaka­n USD 50 ribu (Rp 700 juta) bakal langsung diterbangk­an dengan paspor palsu dan pengacara yang siap dipanggil. Namun, migran yang tak punya uang sebanyak itu harus puas dengan perjalanan darat yang berbahaya.

Di Inggris, kepolisian juga sudah melakukan beberapa penangkapa­n. Maurice Robinson, tersangka pertama yang ditangkap, berdiri di pengadilan pekan lalu atas berbagai dakwaan. Termasuk 39 kasus pembunuhan.

Mereka juga sedang melakukan ekstradisi terhadap Eamon Harrison. Pria 22 tahun itu sudah ditangkap di Dublin. Yang tertinggal adalah Ronan dan Christophe­r Hughes yang masih buron.

Sementara itu, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Parlemen Inggris menyatakan, pemerintah harus mulai memikirkan kebijakan imigrasi yang baru. Menurut dia, pintu imigrasi yang terlalu ketat membuat tragedi tersebut tak terelakkan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia