Son Diejek Sipit, Balo dengan Suara Monyet
FC Hollywood –julukan Bayern lainnya. ’’Bisa menjuarai Bundesliga, DFBPokal, dan DFL-Supercup dalam satu setengah tahun di klub ini jadi momenmomen terbaik,’’ sambungnya.
CEO Bayern Karl-Heinz Rummenigge mengakui, bersama Uli Hoeness (presiden Bayern) dan Hasan Salihamidzic (direktur olahraga), dirinya sudah membahas evaluasi klub setelah hasilhasil kurang memuaskan musim ini. ’’Sejak Minggu (3/11) aku ngobrol dengan Niko. Kami begitu menyayangkan keputusan ini,’’ tutur Kalle, sapaan akrab Rummenigge.
Dengan musim yang baru berlangsung sepertiga jalan, banyak pekerjaan besar menanti tim penguasa Bundesliga tersebut. Baik memburu posisi puncak klasemen Bundesliga maupun lolos ke fase knockout Liga Champions.
Nah, pertanyaan besar pun muncul, siapakah sosok suksesor Kovac? Belakangan nama mantan allenatore Juventus Massimiliano Allegri banyak disebut. Tapi, sampai tadi malam WIB, fans-fans Bayern di Jerman malah tak memasukkan nama Allegri dalam daftar nomine. Sebaliknya, sosok pelatih Ajax Amsterdam saat ini, Erik ten Hag, yang paling banyak diinginkan. Itu terlihat dari voting sebuah tabloid olahraga terbitan Muenchen, TZ.
Ten Hag yang masih punya ikatan kontrak sampai musim panas 2022 jadi favorit dengan 33 persen dukungan. Jauh dari nama kandidat yang lain seperti Jupp Heynckes, Jose Mourinho, dan Ralf Rangnick. Heynckes yang mempersembahkan Si Kuping Lebar, trofi Liga Champions, ke Bayern pada 2012–2013 hanya mendapat 18 persen dukungan. Mourinho? Cuma 9,1 persen fans yang menginginkannya.
JUPP HEYNCKES
Sudah memahami karakter tim karena pernah menjadi pelatih Bayern empat periode.
Sudah pensiun untuk kali kedua sejak akhir musim 2017–2018. Mengejutkan jika dia kembali menjilat ludah sendiri.
Bayern Muenchen bisa mempertimbangkan beberapa nama der trainer yang terikat kontrak dengan klub mana pun. Namun, tidak semuanya cocok dengan Die Roten. Berikut kelebihan dan kelemahan mereka. (ren/c20/cak)
Bayern pernah merasakan kultur pelatih Italiano saat ditangani Carlo Ancelotti.
Lebih memahami sepak bola Jerman ketimbang caloncalon lain, selain Heynckes.
JOSE MOURINHO
Filosofinya berbeda dengan sepak bola Jerman yang menekankan pada sepak bola indah.
MASSIMILIANO ALLEGRI
RALF RANGNICK
Datang dari RB Leipzig yang punya reputasi pembenci Bayern.
Sudah teruji di tiga liga elite Eropa seperti Premier League, La Liga, dan Serie A.
Spesialis ajang domestik yang bertolak belakang dengan ambisi Bayern menguasai Eropa.
ARSENE WENGER
Usianya sudah 70 tahun, cocok untuk opsi pelatih sementara sampai musim ini berakhir.
Bayern bukan klub yang peduli pada proses jangka panjang. Tapi, maunya instan.
LIVERPOOL, Jawa Pos – Bintang Tottenham Hotspur Son Heung-min dan striker Brescia Mario Balotelli sama-sama jadi sasaran ejekan berbau rasial kemarin WIB (4/11). Tidak dalam satu laga, melainkan dalam liga dan laga yang berbeda. Son mengalaminya di laga matchweek ke-11 Premier League di Goodison Park, sedangkan Balo pada giornata ke-11 Serie A di Marc’Antonio Bentegodi.
Fans Verona terdengar bersuara seperti monyet untuk menghina Balo. Sementara itu, penyokong Everton memamerkan gestur mata sipit untuk merendahkan Son. Biasanya, gestur itu digunakan untuk mengejek pemain dari negara Asia. Ejekan si mata sipit tersebut didapat Son saat akan meninggalkan lapangan setelah dikartu merah pada menit ke-79.
Kartu merah itu diberikan oleh wasit Martin Atkinson setelah Son dianggap melanggar Andre Gomes sampai cedera engkel kanan. Itulah yang diklaim menjadi alasan Evertonian, fans Everton, untuk mengejek Son. ”Son terpukul dan menangis saat aku mendatanginya. Tapi (soal cedera Gomes, Red), itu bukan salahnya,” ucap Dele Alli, gelandang dan rekan seklub Son di Tottenham Hotspur. Di laga tersebut, Everton dan Spurs bermain imbang 1-1.
Bagi Son, itu kali kedua dirinya mengalami perundungan berbau rasisme. Sebelumnya, 2017, Son jadi target fans Millwall saat mencetak hat-trick di Piala FA. Saat itu FA menjatuhkan denda EUR 10 ribu atau Rp 181 juta untuk Millwall. Lantas, bagaimana kejadian di Goodison Park? Pihak The Toffees –julukan Everton– sudah melakukan investigasi kepada fansnya.
”Ini bentuk dukungan kami untuk mengutuk segala bentuk penghinaan yang berbau rasial di sepak bola. Perilaku seperti itu tak punya tempat di stadion kami, klub kami, komunitas kami, dan permainan klub kami,” tulis Everton dalam pernyataan resminya.
Berbeda dengan Everton yang mengambil sikap, pihak Verona malah menutup mata soal tudingan pelecehan rasial itu. ”Aku konfirmasi, kami sama sekali tak mendengar apa-apa soal itu (suara monyet, Red),” klaim Chairman Verona Maurizio Setti.