Satu Wakil Langsung Kalah
SEPULANG dari tur Eropa, pelatih tunggal putra Hendri Saputra melarang Jonatan Christie dkk berbicara kepada media. Dia ingin mereka berfokus menyiapkan diri. Dalam dua tur di Benua Biru, prestasi tertinggi dibukukan Jonatan. Yakni, menembus final French Open. Sementara itu, Anthony Sinisuka Ginting tumbang pada babak pertama Denmark Open, tapi lolos ke semifinal di Prancis.
Sayang, pada babak pertama Fuzhou, satu wakil Indonesia dipastikan gugur. Jonatan langsung berjumpa Shesar Hiren Rhustavito besok. Tren Vito – panggilan Shesar– sedang bagus. Dia lolos ke perempat final French Open dua pekan lalu. Plus, kali terakhir bertemu Jonatan di China Open lalu (17/9), dia berhasil menang lewat rubber game.
Memang, saat dikalahkan Vito, kondisi Jonatan juga sedang tidak 100 persen fit setelah mengalami cedera engkel di final Japan Open. Saat ini, kondisinya lebih bagus. Tidak terganggu cedera. Konfidensinya juga cukup tinggi. Jika mulus ke perempat final, bisa jadi ada ulangan perempat final French Open. Yakni melawan Anders Antonsen. Di turnamen sebelumnya, Jonatan menang lewat pertandingan tiga game yang mendebarkan.
Di sisi lain, Anthony lagi-lagi berada dalam pul yang memungkinkan bertemu dengan lawan kesayangannya, Kento Momota. Itu terjadi jika keduanya sama-sama sukses menembus babak semifinal.
JAKARTA – Badminton lovers semakin terbiasa dengan terciptanya all Indonesian final sektor ganda putra dalam turnamen. Dua pasangan terbaik di dunia, Marcus Fernaldi Gideon/ Kevin Sanjaya Sukamuljo versus Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan. Sejak Ahsan/Hendra naik ke peringkat kedua dunia, mereka selalu berpeluang bertemu di final, karena sudah pasti berbeda pul drawing. Sepanjang tahun ini, mereka sudah lima kali bertemu di partai puncak. Yakni, di Indonesia Masters, Indonesia Open, dan China Open. Lalu, Japan Open dan yang terakhir Denmark Open bulan lalu (20/10). Namun, menjelang
(BABAK 1) TUNGGAL PUTRA
8-Anthony Sinisuka Ginting vs Ng Ka Long Angus (Hongkong)
GANDA PUTRA
1-Marcus F. Gideon/Kevin S. Sukamuljo vs Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) 6-Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) vs W.N.A. Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso
terjun di Fuzhou China Open yang berlangsung mulai hari ini, Ahsan tidak berani mengharapkan all Indonesian final.
Penyebabnya, cedera. Ahsan mengalami cedera betis kanan setelah kejuaraan dunia Agustus lalu. Ototnya tertarik. Puncak kesakitannya terlihat saat menjalani semifinal dan final China Open. Dia dan Hendra mundur dari Korea Open untuk memulihkan diri. Namun, waktunya hanya dua pekan sebelum terjun lagi di tur Eropa.
Di Denmark, Ahsan/Hendra masih mampu melaju hingga final. Namun, di French Open, mereka terhenti di babak 16 besar.
’’Kalau sakit masih bisa ditahan. Hanya permainan saja yang tidak keluar,’’ ungkap Ahsan ditemui sebelum berangkat ke Fuzhou akhir pekan lalu. ’’Pas French
GANDA CAMPURAN
Yuki Kaneko/Misaki Matsutomo (Jepang) vs Rinov Rivaldy/Pitha H. Mentari
GANDA PUTRI
4-Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) vs
Della D. Haris/Rizki Amelia Pradipta
TUNGGAL PUTRI
Beiwen Zhang (AS) vs Gregoria Mariska Tunjung Nitchaon Jindapol (Thailand) vs Fitriani
Open masih berasa, walaupun sudah mendingan. Tapi, namanya kaki dipakai terus, belum sembuh total pasti bisa balik lagi (ketariknya),’’ papar bapak dua anak tersebut.
Sampai sekarang pun, juara dunia tiga kali itu masih terus menjalani terapi rutin setelah latihan. Semua dilakukan untuk meminimalkan rasa sakit pada kaki. Sebab, sampai akhir tahun nanti, masih ada tiga turnamen yang diikuti. Setelah Fuzhou (super 750), mereka lanjut terjun ke Hongkong Open (super 500) dan terakhir BWF World Tour Finals pada Desember.
Ahsan mengakui padatnya agenda turnamen membuat dirinya sulit untuk benar-benar fokus menyembuhkan kaki. Apalagi, jadwal latihan tidak pernah putus. ’’Rasa khawatir (kambuh) masih ada. Karena waktu pertandingan mepet-mepet terus, sementara waktu istirahat tidak panjang,’’ tuturnya. ’’Kejuaraan biasanya cuma berjarak satu minggu, sedangkan kami harus persiapan. Mau tidak mau harus dihajar lagi,’’ lanjutnya.
Hal itulah yang membuat Ahsan tidak mau memasang ekspektasi berlebihan di Fuzhou. Menurut dia, Marcus/Kevin masih berpeluang lolos ke final. Konsistensi mereka sangat terjaga. Namun, meski dia dan Hendra kini menduduki nomor dua dunia, bukan berarti semua lawan mudah dilalui. Persaingan malah semakin ketat. Siapa pun bisa mengalahkan unggulan.
’’Ekspektasi sampai semifinal dulu deh, buat jaga poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Kalau masuk final, ya itu bonus,’’ kata Ahsan. ’’Bukan berarti sampai final lalu sudah dilepas gitu aja, lho. Kami juga maunya tetap juara,’’ ucap pemain 32 tahun itu buru-buru menambahkan.
Lawan terberat bagi Ahsan/ Hendra sebenarnya bukan pasangan dari negara lain, melainkan Marcus/Kevin. Selama ini, tiap pertemuan di babak final selalu dimenangkan pasangan berjuluk Minions tersebut. Sedangkan Ahsan/Hendra, yang dijuluki The Daddies, masih terus berupaya mencari celah untuk mengalahkan ganda putra terbaik dunia tersebut. spirit