Proyeksi Emas dari Empat Lifter
JAKARTA, Jawa Pos – Pelatnas angkat besi mulai memetakan peluang mereka di SEA Games 2019 Filipina. PB PABBSI dan para lifter kompak ingin mempertahankan status sebagai juara umum. Pada edisi Malaysia
2017, Merah Putih menduduki puncak klasemen dengan memebawa pulang dua emas dan dua perak. Tahun ini, Eko Yuli Irawan dkk berpeluang meraih lebih dari itu.
Dari 10 lifter yang diberangkatkan, setidaknya ada empat yang punya potensi besar menyabet emas. Yakni Eko (61 kg), Deni (67 kg), Lisa Setiawati (45 kg), dan Windy Cantika Aisah (49 kg). Dua nama terakhir punya progres menggembirakan. Sebagai penghuni baru di pelatnas angkat besi, mereka sama-sama punya catatan angkatan yang sangat bagus.
Lisa berhasil membawa pulang satu emas dan satu perunggu di Kejuaraan Dunia September lalu. Sedangkan Cantika meraih satu emas dan dua perak di Kejuaraan Asia Junior. Lifter asal Bandung itu juga mempertajam tiga rekor dunia remaja sekaligus. Yakni angkatan snatch dari 82 kg menjadi 84 kg, lalu clean and jerk dari 100 kg menjadi 102 kg. Total angkatan dia mencapai 326 kg.
Selain itu, pelatnas juga punya kuda hitam dari kelas 73 kg. Yakni Rahmat Erwin Abdullah, lifter muda berusia 19 tahun. Dia merebut tiket ke SEA Games 2019 setelah mengalahkan seniornya, Triyatno, dalam seleksi nasional Agustus lalu. Di Kejuaraan Asia, dia menyapu bersih tiga emas. Sekaligus memecahkan rekor Asia junior.
”Itu (Kejuaraan Asia, Red) jadi batu lompatan buat saya. Nanti di SEA Games diusahakan lebih bagus. Latihannya jelas lebih ditambah lagi,” tutur Rahmat kemarin. ”Hasil itu sesuai ekspektasi sih, soalnya angkatan saya mulus. Latihan nggak pernah nyoba angkat sampai angka itu, dan memang nggak boleh juga dimaksimalin pas latihan,” papar lifter kelahiran 13 Oktober 2000 itu.
Meski dari segi usia masih junior, Rahmat sudah beberapa kali diikutkan dalam kejuaraan senior. Alhasil, dia punya gambaran soal peta persaingan di SEA Games. Dia juga menjadi salah satu kandidat yang diharapkan lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. ”Pastinya lebih berat. Cuma untuk sekarang tetap jaga kondisi dan sedikit demi sedikit coba buat naikin angkatan,” tutur Rahmat.
Pelatih kepala pelatnas angkat besi Dirdja Wihardja senang dengan progres yang dicapai para lifter muda ini. Mayoritas baru bergabung dengan pelatnas pada Februari lalu. Tetapi sudah menunjukkan hasil signifikan. ”SEA Games juga dihitung kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Tapi levelnya silver. Target juara umum dulu pokoknya, soal emas berapa itu nanti,’’ kata Dirdja.
Dia menjelaskan, pesaing terberat akan datang dari Vietnam dan Filipina. Sedangkan Thailand yang juga kuat mendapatkan sanksi dari kejuaraan internasional selama setahun oleh bagian anti-doping IWF (federasi angkat besi dunia). Lifter Thailand tersandung kasus doping bersamaan dengan masalah yang menjerat lifter putri kita, Acchedya Jagaddhita.