Satu Liang Sudah Tumpuk Tiga
Makam Kembang Kuning dan Putat Gede Penuh
SURABAYA, Jawa Pos – Fenomena makam tumpuk hampir terjadi di tempat pemakaman umum (TPU) yang berusia puluhan tahun. Salah satunya, Makam Kristen Kembang Kuning. Makam peninggalan Belanda tersebut hanya menyisakan jalan setapak untuk para peziarah.
”Ya hampir semua keluarga yang ditinggalkan tidak keberatan bila harus ditumpuk. Daripada mepet-mepetan dengan makam lain,” kata Kepala Cabang Makam Kembang Kuning Arik Priastutik kemarin (4/11). ”Saat ini banyak makam yang tumpuk tiga,” lanjutnya.
Perempuan asal Mojokerto itu menambahkan, kepadatan juga membuat tatanan makam tersebut tidak lagi beraturan. ”Letak makamnya ada yang hadap timur, selatan, barat, dan utara. Demi menyesuaikan ketersediaan lahan,” imbuhnya.
Slamet Harianto, staf tata usaha (TU) Makam Kristen Kembang Kuning membenarkan hal itu. Saat ini jumlah jenazah yang dimakamkan di sana berangsur turun seiring dengan lahan yang semakin habis. ”Sebelum tahun 2000, sebulan rata-rata 70–90 pemakaman. Sekarang hanya 40-an,” ungkapnya.
Slamet selalu memberikan pengertian kepada ahli waris atau keluarga yang tengah berduka. Terkait penumpukan makam yang efektifnya dilakukan dengan jeda minimal 2–3 tahun sejak penguburan yang terakhir. Namun, jika ahli waris tetap bersikeras menumpuk sebelum jeda waktu itu, pihaknya akan tetap melaksanakan permintaan tersebut. Dengan surat pernyataan berisi persetujuan seluruh anggota keluarga. ”Kalau tidak begitu ya saya arahkan ke Keputih atau Babat Jerawat yang lahannya masih ada,” terangnya.
Kondisi serupa tersebut juga berlangsung di Makam Umum Putat Gede di Kecamatan Sawahan. Makam seluas 13,6 hektare itu difungsikan sejak 1900-an. Hampir semua makam di sana sudah ditumpuk jenazah lainnya.
Kepala Cabang Makam Umum Putat Gede Mujiono mengatakan, menumpuk jenazah dalam satu liang itu dilakukan atas permintaan keluarga ahli waris. Dia mengakui hal tersebut cukup membantu menghemat penggunaan lahan makam. ”Biasanya alasannya, biar kalau nyekar tidak jauh-jauh karena jadi satu,” ujarnya.
Nirwansyah, salah seorang staf Makam Umum Putat Gede mengungkapkan, dalam sebulan, makam tersebut melakukan 60 penguburan.