Kemenag Tidak Tambah Jumlah Guru
SIDOARJO, Jawa Pos – Kantor Kemenag Sidoarjo menyatakan tidak menambah tenaga pendidik dalam waktu dekat. Perbandingan jumlah pengajar dan siswa saat ini dinilai ideal. Penambahan guru justru bisa mengacaukan jumlah jam mengajar minimal. Dampaknya menyangkut tunjangan sertifikasi.
Saat ini memang ramai kabar tentang rekrutmen calon pegawai negeri sipil (PNS). Termasuk rekrutmen tenaga guru di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Namun, tidak ada rencana menambah PNS guru di Kemenag Sidoarjo.
Kemenag mencatat, jumlah madrasah di Kota Delta mencapai 335 lembaga. Baik madrasah
Lembaga ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), maupun madrasah aliyah (MA).
Menurut Kepala Kemenag Sidoarjo Achmad Rofi’i, perbandingan jumlah siswa dan guru madrasah masih ideal. Belum sampai 20:1. Artinya, tidak kurang. Jadi, tidak ada rencana
Jumlah 231 6
Siswa 57.919 18.653 menambah pengajar di madrasah. ’’Sementara masih cukup,’’ kata Rofi’i kemarin (4/11).
Dengan jumlah tersebut, para guru tetap memiliki jam mengajar sesuai tuntutan. Yakni, 24 jam dalam sepekan hari belajar. Karena itu, mereka berhak mendapat tunjangan sertifikasi.
Lembaga
Jumlah
Siswa
Menurut Rofi’i, Kemenag bisa menambah guru sewaktu-waktu. Sudah ada tenaga yang memenuhi syarat mengajar. Bukan hanya karena mereka sudah bergelar sarjana pendidikan. Lebih dari itu, para pendidik itu telah mengantongi berbagai syarat lain untuk mengampu mata pelajaran.
Namun, Kemenag memegang berbagai pertimbangan. Salah satunya, jaminan tercukupinya jam mengajar setiap guru. Jangan sampai, dengan penambahan guru, jumlah jam mengajar malah kacau. Guru yang seharusnya sudah memenuhi jam mengajar sesuai dengan standar justru kekurangan jam.
Kasi Pendidikan Madrasah (Penma) Kemenag Sidoarjo Abdul Rahman menyatakan, jumlah guru sekarang sudah disesuaikan dengan siswa. Bukan hanya perbandingan jumlah. Dasarnya juga bidang pendidikan yang dikuasai. ’’Jadi, sampai saat ini cukup,’’ ujarnya.