Pisau Palet untuk Hasilkan Tekstur
SURABAYA, Jawa Pos – Melukis bisa menggunakan berbagai jenis alat. Namun, untuk meratakan cat dan menghasilkan tekstur, pelukis kerap menggunakan pisau palet. Seniman Hari Prajitno menjelaskan dan mempraktikkan penggunaan pisau palet dalam kelas Nirmana di Colab Cafe pada Minggu malam (3/11).
Hari menggunakan teknik palet blok. Yakni, teknik dasar yang memanfaatkan pencampuran warna-warna. ’’Ketika warna dicampur, pasti ada warna lain yang dihasilkan. Itu merupakan seni ketika memakai pisau palet,’’ ujar Hari. Caranya, ambil cat air, cat akrilik, atau cat minyak, lalu ratakan ke kanvas atau kertas yang disediakan. Pelukis bisa mengambil satu hingga dua warna lagi untuk dicampurkan.
Jika ingin membuat tekstur, ambil warna dari cat tersebut. Disarankan mengambil warna dari cat akriklik atau cat minyak agar tekstur lebih terlihat. ’’Di sini pintar-pintarnya pelukis menggoreskan catnya. Tekstur bisa terlihat jika banyaknya pengambilan cat telah sesuai,’’ papar dosen seni rupa murni di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya tersebut.
Menurut Hari, hasil pisau palet akan terlihat lebih rapi. Sebab, pisau tidak seperti kuas yang memiliki tekstur garis-garis. Selain itu, pencampuran warnanya lebih terlihat artistik. Tidak terlalu menghilangkan warna aslinya. Sebagai medianya, Hari lebih menyarankan menggunakan kanvas. Sebab, dasarannya sudah kukuh. ’’Untuk yang baru belajar, bisa mencoba dengan kertas,’’ tuturnya.
Imaculata Yosi, salah seorang peserta, menyatakan sempat kesulitan di awal melukis. ’’Baru pertama pakai pisau palet, jadi agak kaku,’’ ucapnya. Namun, Ucha –sapaan akrabnya– mengatakan senang ketika lukisan abstraknya sudah jadi dan menghasilkan perpaduan berbagai warna.
Kelas Nirmana kemarin dihadiri delapan peserta. Mereka merupakan pelukis pemula atau yang sekadar ingin belajar melukis. Kelas tersebut merupakan pertemuan ketiga. Sebelumnya, mereka diajari membuat garis dan bulatan. Tujuan kelas tersebut adalah mengenalkan seni kepada masyarakat yang ingin belajar. ’’Kami ingin semua mengerti seni, bukan hanya akademisi atau seniman,’’ tutur Desemba Titahelu, salah satu penanggung jawab kelas Nirmana.