Joging Tiap Pagi, Nge-Trip Tiga Bulan Sekali
Komunitas Joker Disatukan Keinginan Hidup Sehat
SURABAYA, Jawa Pos – Sehat, bugar, bahagia. Begitu bunyi moto komunitas Jogging Keren atau yang biasa disingkat Joker. Komunitas yang beranggota bapak-bapak yang rata-rata berusia 50 tahun itu giat melakukan kegiatan-kegiatan olahraga untuk menjaga tubuh agar tetap sehat di usia senja. Setiap pagi mereka pasti melakukan jalan cepat atau joging pagi di area kompleks. Misalnya, yang dilakukan mereka kemarin pagi (4/11).
Selain joging dan jalan cepat, mereka biasanya gowes, arum jeram, dan hiking. ”Semua dilakukan demi kesehatan, kebugaran, dan kebahagiaan,” ujar Setyo Budi Utomo, ketua Joker. Pria 63 tahun itu bercerita, Joker didirikan pada 2013. Awalnya, Setyo hanya ingin mengenal tetangga-tetangga kompleksnya di Taman Pondok Jati. ”Eh, setelah kenal, kok ternyata banyak yang sehobi,” ungkapnya.
Jadwal pun mulai disusun. Pada Senin-Sabtu mereka joging dan jalan cepat mulai pukul 05.00 hingga 06.30. ”Tapi, biasanya yang masih kerja pukul 06.00 gitu sudah merotoli,” ujarnya. Pada Sabtu, ada kegiatan yang spesial. Ada instruktur khusus yang didatangkan untuk mengajar senam. ”Senamnya ini macam-macam. Biasanya yoga, zumba, atau senam biasa. Nggak seberapa profesional kok. Yang penting bergerak,” jelasnya.
Yang lucu, karena ada kegiatan senam pada Sabtu, komunitas ibu-ibu di kompleks tersebut ikut bergabung. ”Iya, mereka itu kan punya komunitas sendiri. Namanya JJS atau Jalan-Jalan Sehat. Tapi, ikutan senam kita,” tuturnya, lantas tertawa.
Sementara itu, pada Minggu sebagian di antara mereka akan melakukan gowes. ”Ini pun sang masih kuat-kuat bisa sampe gowes ke Trawas,” imbuhnya. Selain itu, mereka beberapa kali melakukan trip untuk mencoba olahraga yang lebih menantang. Mulai arum jeram hingga mendaki gunung. Biasanya, trip ke luar kota dilangsungkan sekali tiap tiga bulan.
”Nah pas itu sempat naik ke Gunung Ijen. Pulang-pulang anggotanya jadi lebih banyak,” ucapnya. Sampai sekarang, anggota yang sudah bergabung ke Joker mencapai 78 orang. Berhasil mengumpulkan teman-teman satu kompleksnya, Setyo malah dipanggil komandan oleh para anggota.
”Padahal, yang tentara sama polisi betulan itu juga ada. Kok malah saya yang dipanggil Ndan,” ceritanya. Dalam komunitas tersebut, anggota paling muda berusia 35 tahun. Yang paling tua berusia 63 tahun. ”Tapi, di sini saya yang paling dituakan. Kalau kata teman-teman itu, saya jadi komandan abadi,” ujarnya, lalu terbahak-bahak.