Fokus Selesaikan JLLB Sisi Utara
SURABAYA, Jawa Pos – Anggaran pembebasan lahan untuk jalan dan jembatan mencapai Rp 265 miliar. Sebagian besar digunakan untuk merealisasikan pembangunan jalan lingkar luar barat dan timur (JLLB dan JLLT).
Dalam pembahasan anggaran 2020, komisi C menanyakan jalan mana yang diprioritaskan untuk selesai? Apakah JLLB yang menjadi jalur penghubung antar-pelabuhan. Atau JLLT yang terhubung dengan Bandara Juanda?
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati menerangkan, pembangunan jalan dikerjakan secara paralel. Namun, yang diprioritaskan segera tersambung adalah JLLB. ”Terutama yang sisi utara. Di sana lahan kita banyak sehingga lebih hemat,” katanya.
JLLB sisi utara juga terhubung dengan akses ke Terminal Teluk Lamong milik Pelindo III. Saat ini jalur tersebut mulai tersambung. Pelindo III membangun jalan layang di atas Jalan Osowilangun. Jalan di sisi utara Osowilangun sudah terbangun. Saat ini pengerjaan jalan layang sisi selatan dikebut.
Jalur tersebut bakal terhubung dengan JLLB yang dibangun pemkot. Akan ada akses yang terhubung dengan Gelora Bung Tomo. ”Ada tiga jalur nanti. Jadi untuk ke stadion, ada akses tambahan,” lanjut Erna.
JLLT juga membutuhkan banyak anggaran untuk pembebasan lahan. Pengerjaannya dimulai dari Surabaya Utara. Sejumlah wilayah permukiman padat dan lahan kosong bakal dilewati JLLT tersebut.
Selain dua megaproyek itu, Erna menerangkan banyak pembebasan lahan lainnya. Terutama untuk pembangunan jalan baru dan pelebaran. ”Ada juga di Jalan Wiyung. Meskipun sudah terbangun jalannya, ternyata ada yang bukan aset pemkot. Jadi, baru dianggarkan sekarang,” ujarnya.