Sudutkan Novel dengan Video Lawas
Video yang diunggah akun Sunu Bagus itu menunjukkan Novel dalam perawatan mata di Singapura pada April 2017. Saat itu dia belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis yang mengakibatkan matanya tampak rusak.
DALAM sehari kemarin (6/11), Jawa Pos menerima sejumlah pertanyaan tentang video yang beredar di media sosial. Video itu menunjukkan penyidik senior KPK Novel Baswedan didorong di kursi roda dan mata kirinya tampak biasa-biasa saja. Katanya, Novel lupa menggunakan soft lens saat bertemu wartawan.
Video itu diunggah di banyak grup Facebook dengan narasi yang ngawur. Salah satunya oleh pemilik akun Sunu Bagus (perma.cc/FT4B7Y7X). ”Novel Baswedan Sang PENIPU. Dia LUPA Pakai Softlens Iblisnya. Tidak Menyangka Akan Bertemu Wartawan Yang Bertanya Masalah Matanya.” Begitu penggalan yang dia unggah pada 4 November 2019.
Jika hanya melihat video itu tanpa menelusuri lebih lanjut, tentu banyak yang terhasut. Contohnya pemilik akun Wawan Setiawan. Dia menjadi satu di antara 2.000 warganet yang menge-share video tersebut. ”Ini mungkin bukan dia atau dia lg lupa pake softlens,” responsnya kemarin (6/11).
Netizen yang bijak tentu meluangkan waktu sejenak untuk mencermati video itu untuk mendapatkan informasi yang utuh. Misalnya, pada detik-detik akhir, terlihat jelas pelat nomor kendaraan yang jelas-jelas bukan di Indonesia.
Huruf SJB di awal angka pelat nomor merujuk pada wilayah di negara Singapura.
Video yang sama sebenarnya pernah diunggah kanal YouTube milik Official NET News pada 20 April 2017. Judulnya berbunyi, EKSKLUSIF: Kondisi Terkini Novel Baswedan Jalani Perawatan NET24. Dalam video itu disebutkan bahwa Novel akan menjalani operasi jika pertumbuhan jaringan kornea matanya berjalan lambat. Anda dapat melihatnya di bit.ly/
RsSingapura. Meski sudah jelas bahwa itu merupakan video dua tahun lalu, unggahan akun Sunu Bagus tersebut sukses menyesatkan persepsi banyak warganet. Sampai-sampai pihak Novel merasa perlu untuk memberikan penjelasan resmi. Melalui kuasa hukum Alghiffari Aqsa, lulusan Akpol 1998 itu menjelaskan bahwa video direkam dalam rentang waktu April–Juli 2017. Saat itu Novel belum menjalani operasi
osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).
Operasi itulah yang membuat kondisi mata Novel terlihat rusak sebagaimana yang terlihat saat ini. Beda dengan video yang diunggah Sunu Bagus yang memperlihatkan mata Novel belum menjalani operasi. ”Saat itu bila orang lihat mata kiri saya seperti tidak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng. Tapi, sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang,” ucap Novel. Anda dapat membaca berita yang terbit pada 5 November itu di
bit.ly/VideoLawas.