Kolaborasi Dukung Pengembangan Ekonomi Syariah
Secara berkala Bank Indonesia (BI) terus melakukan pengembangan ekonomi syariah secara serentak di seluruh Indonesia. Hal itu bertujuan untuk mendukung kemajuan ekonomi nasional.
(6/11), Bank Indonesia (BI) membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Indonesia 2019 di Grand City Mall & Convex Surabaya. Tak sendiri, BI juga didukung oleh Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo yang hadir membuka acara itu mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan Bank Indonesia terhadap visi negara Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dunia. Penyelenggaran FESyar juga merupakan salah satu sarana untuk menampilkan dan mempromosikan produk maupun kegiatan terkait ekonomi syariah secara terstruktur di seluruh Indonesia.
Sejak 2015, Dody menjelaskan, acara tersebut dilangsungkan dalam bentuk kombinasi antara ekonomi syariah, keuangan syariah, dan forum diskusi tentang keilmuan syariah demi meng-update perkembangan ekonomi syariah. Tahun ini, sebelum di Surabaya, FESyar dilangsungkan di Palembang dan Banjarmasin yang mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat.
Terbukti, jumlah transaksi sangat tinggi, yakni, Rp 2,1 triliun di Palembang dengan jumlah kunjungan 11.000 orang, serta Rp 2,6 triliun di Banjarmasin dengan total kunjungan 40.000 orang. Hal tersebut membuat Dody yakin bahwa puncak FESyar 2019 di Surabaya akan mendapatkan transaksi yang lebih besar. ’’Tahun lalu saja, Surabaya mampu mendapatkan jumlah transaksi sebanyak Rp 7,1 triliun. Itu merupakan nominal yang sangat besar dan membuktikan bahwa ekonomi syariah kian hari bertumbuh,’’ ujar Dody.
Sambutan luar biasa tersebut, membuat pihaknya yakin untuk makin
melebarkan FESyar ke ranah internasional. Ke depan, ISEF yang dilangsungkan di Jakarta perlu dimasukkan dalam syariah global event.
’’Semua peningkatan tersebut membuat kami makin optimistis jika Indonesia mampu menjadi pusat kegiatan ekonomi syariah dunia,’’ imbuh Dody.
Hal tersebut didukung sepenuhnya oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, FESyar sejalan dengan program di Jatim yakni One Pesantren One Product
(OPOP). Program tersebut membutuhkan sinergi antarpihak dan pendampingan dari pemerintah.
Jika OPOP mampu tumbuh dengan baik, maka hal tersebut dapat menjadi kekuatan berkembangnya ekonomi syariah di Jatim. Program lain adalah inisiasi produk protein hewani dari peternakan sapi yang produksinya cukup tinggi di Jatim. ’’PR kita adalah mengangkat dua hal tersebut dalam FESyar agar lebih dikenal dan digarap dengan maksimal,” ujarnya.
Khofifah menambahkan, FESyar merupakan ajang untuk mengembangkan potensi daerah. Lewat FESyar, potensi dapat difaktualkan. Terlebih, berbagai lembaga hadir dan bersinergi dalam event tersebut. Dia meyakini, FESyar merupakan
improvement dari banyak pihak untuk turut meningkatkan perekonomian syariah di Indonesia.
Dalam pembukaan acara itu, turut hadir Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah, serta Direktur Bidang Inovasi Produk, Pendalaman Pasar, dan Pengembangan Infrastruktur Sistem Keuangan Syariah Ronald Rulindo. Ada pula Rais A’am
PBNU KH Miftachul Akhyar, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, dan Ketua DPRD Jatim Kusnadi.
Hingga Sabtu (9/11) nanti, acara tersebut bakal diisi oleh berbagai agenda. Kegiatan dalam FESyar Indonesia 2019 meliputi Shari’a Economic Forum yang merupakan rangkaian seminar bertema ekonomi, keuangan, dan edukasi Islami. Ada pula talk show, lomba, dan
expo produk unggulan dari berbagai provinsi di Indonesia yang terangkum dalam Shari’a Economic Fair. Untuk memfasilitasi usaha besar, UMKM, dan lembaga keuangan bertemu dalam satu meja, maka diadakan juga business matching dengan skala nasional serta internasional.
Opening FESyar 2019 ditutup dengan meriah lewat penampilan Wali Band dengan lantunan lagulagu bernapaskan Islami. Tak cuma kemarin, setiap hari, pengunjung FESyar 2019 akan dihibur oleh artisartis ibu kota seperti Sandhy Sondoro dan Gigi.