Tegas Jalankan Regulasi untuk Proteksi Pemain
Bagaimana APPI melihat kepengurusan baru PSSI?
Ketua umum merupakan orang baru di sepak bola. Tapi, di jajaran exco, ada cukup banyak orang lama. Kami berharap mereka bisa berkolaborasi dengan baik dan bekerja sesuai dengan tupoksi masingmasing. Mereka harus semakin solid untuk memajukan sepak bola di tanah air.
Sebagai orang baru, apa prioritas yang harus dikerjakan ketua umum?
Yang pertama harus dilakukan adalah tetap menjalankan program-program yang baik di kepengurusan sebelumnya. Kita tahu, ada hal baik yang sudah jalan. Yakni, elite pro academy dan lisensi kepelatihan yang terus digenjot. Itu harus tetap dijalankan.
Lantas, apa lagi? Menurut saya, ketua umum harus turun ke lapangan. Berdiskusi dan bersosialisasi. Bicara dengan media dan teman-teman wartawan. Dengarkan aspirasi mereka. Datangi masyarakat bola, dalam hal ini suporter. Serap apa kegelisahan dan unek-unek mereka. Bicara dengan pemain. Juga pelatih. Dengarkan apa masukan dari mereka. Lalu, formulasikan semua masukan itu dalam memimpin PSSI.
Pada masa kepengurusan sebelumnya, masih ada kasus tertunggaknya gaji pemain. Bagaimana harapan Anda dan APPI?
Tentu, kami tidak ingin ada kasus tunggakan gaji lagi. Karena itu, ketua umum yang baru harus mampu membuat dan menjalankan regulasi yang tegas untuk memproteksi pemain agar tidak ada lagi gaji yang tertunggak.
PSSI juga harus meminimalkan opini yang selama ini berkembang. Yakni, klub mengancam pemain jika pemain sampai berani bicara kalau ada masalah tunggakan gaji. PSSI juga harus tegas bersikap ke klub agar tidak ada lagi yang menomorduakan tim nasional. Jadi, mereka harus melepas pemainnya jika dipanggil timnas.
Yang juga jadi sorotan adalah jadwal pertandingan yang padat dan melelahkan. Apakah APPI melihat permasalahan tersebut?
Musim ini kami melihat, jadwal terlalu padat. Pemain sangat lelah. Di sisi lain, klub selalu menuntut pemain bermain bagus. Ini tentu tidak nyambung. Ke depan PSSI harus menata lagi jadwal kompetisi. Jangan memaksakan diri.
Sejak awal harus diperhitungkan dengan matang. Dengan demikian, jarak antar pertandingan tidak begitu dekat dan pemain tidak terlalu lelah. Kalau jadwal begitu padat, imbasnya kan ke kebugaran pemain. Ke kualitas kompetisi dan muaranya ke tim nasional. Jadi, penjadwalan ini harus dipikirkan matang-matang.
Tidak ada lagi klub yang menunggak gaji pemain. Tak ada lagi jadwal kompetisi yang kejar tayang sehingga menjadikan pemain tak ubahnya sapi perah. Harapan besar itu diutarakan Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Firman Utina saat berbincang dengan wartawan mengenai kepengurusan baru PSSI kemarin (6/11).