Ajak Keluarga Pasien Wisata ’’Tipis-Tipis’’
Tren berobat ke luar negeri terus meningkat di beberapa kota besar Indonesia. Termasuk Surabaya. Tidak sekadar berobat, pasien yang biasanya didampingi keluarga juga memanfaatkan agenda periksa kesehatan tersebut sebagai wisata. Wartawan Jawa Pos Hanaa Septiana sempat merekam tren wisata medis di Malaysia pada akhir pekan lalu.
’’LAYANAN kami mengacu pada standar internasional yang berlaku,’’ kata Corporate Executive KPJ Ampang Puteri Hospital Chris Rosnandat dalam jumpa pers Kamis (31/10). Artinya, dia juga rajin mengintip layanan di rumah sakit-rumah sakit lain yang juga menjadi jujukan para pelancong medis. Sorotan utamanya adalah fasilitas yang rumah sakit berikan kepada keluarga pasien. Sebab, suara mereka juga ikut menentukan lanjut tidaknya pengobatan.
Karena itu, selain terus menambah jumlah dokter spesialis dan menyediakan alat-alat medis mutakhir, kini rumah sakit memberikan banyak informasi berbau wisata kepada pasien dan keluarganya. Dengan begitu, saat pasien menjalani pengobatan, keluarga yang mendampinginya bisa berwisata ’’tipistipis’’ di sekitar rumah sakit.
Chris menyatakan, informasi wisata untuk keluarga pasien tersebut merupakan program anyar untuk menunjang Visit Malaysia 2020. Dalam program itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus kepada rumah sakitrumah sakit di lokasi strategis. Karena Menara Petronas masih menjadi magnet utama wisatawan asing, pemerintah pun gencar mempromosikan sedikitnya tiga rumah sakit di sekitar tetenger
Malaysia tersebut.
KPJ Ampang Puteri, menurut Chris, hanya berjarak 13 menit perjalanan dengan mobil dari pusat kota. Yang dia maksud dengan pusat kota adalah area di sekitar Petronas dan Suria KLCC.
Dua rumah sakit lain malah hanya berjarak sekitar lima dan tujuh menit perjalanan dengan mobil dari menara setinggi 452 meter tersebut. Yakni, Prince Court Medical Centre (PCMC) dan Beverly Wilshire Medical Centre.
Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) mencatat, 600 ribu di antara sekitar 900 ribu pasien asing yang berobat sekaligus berwisata ke negeri jiran itu berasal dari Indonesia. Tidak heran jika pemerintah Malaysia memberikan perhatian lebih terhadap pasien-pasien asal Surabaya, Jakarta, dan Medan. Sejauh ini pasien dan keluarga pasien dari tiga kota itulah yang menjadi pelancong medis utama Malaysia.
Sebagai upaya menjemput bola, MHTC memfasilitasi beberapa rumah sakit untuk menempatkan perwakilan mereka di Jakarta. Dengan begitu, masyarakat Indonesia yang tertarik berobat sekaligus berwisata ke Malaysia bisa menggali informasi di sana. ’’Mereka bisa menanyakan perincian biayanya dan fasilitas yang diberikan,’’ tutur CEO MHTC Sherene Azli.
Selain itu, MHTC yang mewadahi 73 rumah sakit di Malaysia memiliki perwakilan khusus di Jakarta. Tugas kepanjangan tangan MHTC tersebut adalah memberikan informasi tentang rumah sakit tujuan, kelebihan dan kekurangannya. Juga, mengarahkan pasien ke rumah sakit yang tepat. Baik sesuai dengan kebutuhan medis maupun bujet.
Tidak hanya membantu perencanaan, MHTC juga ’’mendampingi’’ pasien dan keluarganya saat berobat. ’’Sejak datang sampai pulang, pasien dan keluarga akan mendapat fasilitas khusus seperti antar dan jemput di bandara,’’ terang Sherene.
Setiap tahun pertumbuhan wisata medis di Malaysia mencapai 10 persen. Sampai akhir tahun, pemerintah menargetkan pertumbuhan lebih dari 15 persen. Lantas, berapa target tahun depan dengan terobosan baru wisata medis? ’’Sekitar 35 persen,’’ tegas Sherene.(*/c14/hep)