Satukan Area Servis
Kiat Menata Ruangan Rumah Minimalis ala Fitria-Denny Simpel menjadi hal yang paling menonjol pada hunian minimalis. Begitu pula penataan ruangnya. Kebutuhan utama terpenuhi, plus tetap rapi dan nyaman ditinggali.
RUMAH Endang Fitria dan Denny Angga Permana Putra terbilang tidak terlalu sempit. Luas bangunan mencapai 54 m2. ’’Yang saya suka, banyak jendela lebar. Jadi, rumah terang dan ventilasi bagus,’’ ucap Fitria.
Meski begitu, hunian keduanya punya denah yang cukup unik. Pihak pengembang merancang ruang pribadi terpusat di depan. Kamar mandi diapit dua kamar, berbatasan langsung dengan ruang tamu. Ruang vital lainnya –seperti ruang TV, dapur, dan ruang makan– dijadikan satu, tepat di samping ruang tamu. Kumpulan ruangan itu lantas terhubung dengan halaman belakang.
Fitria dan Denny pun memutar otak agar rumah tidak terasa padat. ’’Saya enggak pengin rumah terasa kayak kontrakan atau kos yang sempit,’’ tegas Fitria.
Maklum, Denny sebagai bagian tim proyek pembangunan kerap berpindah-pindah kota dan harus tinggal mengontrak. Halaman belakang disulap Denny menjadi area servis yang terdiri atas dapur dan ruang cuci. ’’Ada bonus tempat santai kecil dan tempat wudu, pas di samping kamar utama,’’ jelas Fitria.
Pemisahan dapur dengan ruang lain dinilai Fitri membuat rumah terasa segar. Sebab, aroma makanan serta asap dan panas saat memasak tidak ’’menular’’ ke ruang lain.
Pasangan yang sempat tinggal di Semarang itu juga menambah lantai 2 dengan akses tangga di samping dapur. ’’Tambahan’’ tersebut menjadi kunci suasana lapang di area servis rumah Fitria-Denny. Denny menggunakan atap alderon twin wall transparan untuk penutup dapur. Material berbahan unplasticized polyvinyl chloride (uPVC) itu populer lantaran mudah dipasang dan kuat. Plus, punya pelapis yang mampu memfilter sinar ultraviolet.
Pemakaian atap tersebut membuat area servis bebas lembap. Bonusnya, ruangan juga mendapat akses cahaya matahari hingga sore. ’’Kalau sekitar pukul 10.00, bagian dapur bisa terang banget,’’ kata Fitria.
Dia menyatakan, bagian belakang rumah tetap terasa dingin karena didukung ventilasi yang baik.
Uniknya, di sambungan dinding atas dapur dengan atap ada ’’ventilasi’’ ekstra. Yakni, jendela geser dengan ukuran cukup besar. Fitria menjelaskan bahwa suaminya mendesain jendela tersebut untuk membersihkan atap. ’’Kalau pas musim angin, banyak daun kering yang numpuk. Bisa dibersihkan, masuk lewat jendela tadi,’’ tuturnya.
Karena luas rumah terbatas, Fitri mengupayakan storage yang efisien di dapur. Peralatan makan dan memasak diletakkan di laci bawah kompor. Selain rapi, perabot jadi terbebas dari debu. Sementara itu, keperluan dapur tertata di penyimpanan bawah tangga. Menyatu dengan jajaran kebutuhan mencuci.
Hampir seluruh bagian rumah Fitri-Denny berwarna putih. Untuk memberi kesan segar, keduanya menggunakan tanaman serta rumput sintetis.
Luas kamar utama hanya 9 m2. Karena ’’terpotong’’ untuk kasur, perabot yang dipakai tak bisa banyak. Fitri-Denny memilih menggunakan lemari putih yang dilengkapi cermin. Agar tidak kaku, salah satu sisi dinding dicat abu-abu. Ada pula hiasan rug di bagian headboard.
Karena kamar mandi berada tepat di samping ruang tamu, Fitri dan Denny menggunakan tambahan partisi lipat untuk privasi. Di balik partisi ada rak kecil untuk penyimpanan.