PENYAKIT SETELAH 50 MENIT
DORTMUND, Jawa Pos – ”Jika tidak menginjak pedal gas itu sejak awal, kami tidak akan menang.’’ Begitu ucapan allenatore Antonio Conte setelah Inter Milan menaklukkan Bologna 2-1 di Renato Dall’Ara dalam giornata ke-11 Serie A (3/11). Inter yang loyo di babak pertama akhirnya menang berkat dua gol pada 15 menit terakhir.
Tidak mau disemprot Conte lagi, pemain Inter langsung menekan Borussia Dortmund di Signal Iduna Park kemarin (6/11). Samir Handanovic dkk pun berhasil unggul 2-0 saat turun minum melalui Lautaro Martinez (5’) dan Matias Vecino (40’).
Namun, determinasi Nerazzurri hanya bertahan 50 menit. Setelah itu, Dortmund malah membalikkan ketertinggalan hanya dalam rentang waktu 26 menit melalui brace Achraf Hakimi (menit ke-51 dan 77) serta Julian Brandt pada menit ke-64.
’’Dalam periode itu (50 menit awal, Red), para pemain mampu berlari sampai 100 kilometer per jam dan aku berterima kasih mereka mampu melakukannya,’’ ucap Conte kepada Sky Sport Italia.
Dalam 50 menit pertama, para pemain Inter mampu memberikan enam kali ancaman ke gawang Roman Buerki, kiper Dortmund. Sementara itu, dalam 40 menit terakhir, hanya tiga ancaman yang diberikan Nerazzurri. Itu pun semuanya terjadi dalam lima menit terakhir. ’’Kami seperti mengulang apa yang pernah kami lakukan melawan Barcelona. Faktanya, kali ini lebih buruk karena kami membuang keunggulan dua gol,’’ tutur The Godfather, julukan Conte.
Di Camp Nou, markas Barca, pada 3 Oktober lalu, Inter juga drop setelah melewati menit ke-50. Unggul dulu lewat Lautaro pada menit kedua, gawang Handanovic dua kali dibobol Luis Suarez pada menit ke-58 dan 84. ’’Ini menjadi bagian dari proses yang membutuhkan step-by-step. Aku tidak suka mengomentari babak kedua karena itu akan membuka banyak alibi dan aku tak mau membuatnya lebih banyak,’’ lanjut Conte.
Tidak hanya di ajang Eropa. ’’Penyakit’’ Handanovic dkk juga pernah terjadi di Serie A. Ingat apa yang terjadi di Stadion Mapei, kandang Sassuolo, pada 20 Oktober lalu. Pertahanan Inter kemasukan dua gol tambahan setelah menit ke-50 (74’ dan 81’). Untung, tiga poin tetap diraih Nerazzurri seiring sudah ’’menabung’’ 4 gol sebelum turun minum. Skuad Conte menang 4-3.
Pencetak gol kedua Inter, Vecino, di laman resmi klub mengakui kebiasaan buruk timnya setelah menit ke-50. Menurut gelandang asal Uruguay tersebut, dalam periode itu, Inter bermain terlalu dalam saat bertahan. ’’Akibatnya, kami tak bisa menguasai bola lagi dan itu salah,’’ ucap pemain yang baru kemarin dimainkan Conte di Liga Champions tersebut.
Vecino juga menyebut faktor stamina sebagai alasan habisnya permainan Inter setelah menit ke-50. ’’Mereka (Dortmund) lebih muda, bertenaga, dan meredam serangan balik kami dengan baik,’’ imbuh gelandang yang bermain selama 68 menit sebelum digantikan Stefano Sensi tersebut.
Taktikal der trainer Dortmund Lucien Favre saat permainan Inter mulai melambat setelah menit ke50 juga layak diberi kredit. Favre memasukkan striker lincah Paco Alcacer. Pacogoal, julukan mantan striker Barca itu, menyumbang assist untuk gol Brandt. Dia juga turut menambah kecepatan permainan Dortmund bersama Jadon Sancho. ’’Setelah jeda laga, kami tahu bahwa kami harus lebih habishabisan menghajar pertahanan Inter. Sebab, saat itu kami yakin mereka melemah,’’ beber Hakimi, fullback pencetak dua gol Dortmund, kepada Bild.
Kemenangan atas Inter membuat Dortmund naik ke peringkat kedua dengan 7 poin. Unggul 3 poin atas Inter dan 1 poin di bawah Barca. Die Borussen diuntungkan karena masih memiliki laga kandang melawan juru kunci Slavia Praha (2 poin) pada matchday pemungkas (11/12).