Semoga Kelak Ada ’’Afridza Corner’’
DARI dalam mobil shuttle untuk media yang sedang meliput GP Malaysia 2016 silam, seorang staf yang berada di balik kemudi menunjuk ke sebuah titik. ’’Itu, Bang, tikungan 11 tempat (Marco) Simoncelli crash,’’ katanya. Di sana, tampak beberapa karangan bunga yang menumpuk tanda baru saja seseorang meninggalkannya. Waktu itu Kamis sore sebelum rangkaian balapan di akhir pekan dimulai.
Sudah lima tahun berlalu sejak insiden menyesakkan yang merenggut nyawa rider Italia di kelas MotoGP Marco Simoncelli. Seluruh pencinta MotoGP tetap mengenangnya dan selalu saja ada yang datang melayat ke tikungan 11 itu. ’’Setiap tahun ada yang berhenti di sana. Untuk berdoa atau meletakkan bunga,’’ tambah sopir tadi.
Tentu saja setiap rider, atau siapa pun yang datang setiap tahun ke tikungan 11 Sirkuit Sepang, selalu menyisipkan doa serta harapan agar Simoncelli adalah yang terakhir. Namun, delapan musim setelah insiden tersebut berlalu, satu lagi rider bertalenta gugur. Hanya berjarak satu tikungan dari titik di mana Simoncelli mengalami kecelakaan. Dia adalah Afridza Syach Munandar, pembalap kebanggaan Indonesia.
Dunia motorsport langsung berduka. Mengheningkan cipta untuk mengenang Riza –sapaan Afridza– dilakukan menjelang rangkaian balapan MotoGP Malaysia Minggu (3/11). Semua rider top MotoGP menyampaikan belasungkawa yang mendalam melalui akun media sosial mereka. Dan Asia Talent Cup menyatakan telah memensiunkan nomor start 4 selamanya untuk menghormati Riza.
Meski tak turun membalap di seri terakhir ATC di Sirkuit Sepang, raihan poin Riza yang berada di posisi ketiga klasemen pembalap tak terkejar lagi oleh rider lainnya. Sebuah foto yang menampilkan peringkat pertama dan runner-up, Sho Nishimura,
kemudian Takuma Matsuyama (keduanya rider Jepang), serta motor Afridza yang tanpa penunggang benar-benar menyayat hati.
Kini seluruh dunia telah mengenang Riza sebagai pahlawan balap. Sudah sepatutnya, di negerinya sendiri, pembalap 20 tahun tersebut mendapatkan penghormatan yang layak. Saya bermimpi kelak ada sebuah sirkuit di Indonesia yang diberi nama Afridza Munandar. Atau seperti yang sudah dilakukan di banyak sirkuit di Eropa, di mana sebuah tikungan dinamai seorang legenda balap. Ya, kelak tikungan itu bernama ’’Afridza Corner’.’
KABAR duka masih menyelimuti dunia balap Indonesia. Salah seorang pembalap berbakat asuhan Astra Honda Racing Team (AHRT) meninggal setelah mengalami kecelakaan hebat pada seri terakhir Asia Talent Cup 2019 di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (3/11). Jawa Pos mewawancarai Kepala Departemen Motorsport AHM Rizky Christianto kemarin (6/11).
Bagaimana sebenarnya kronologi kecelakaan itu?
Seperti yang sudah diketahui, lap pertama baru memulai start, di tikungan 10, kayaknya dia (Afridza) roll side. Habis itu crash sampai membuat dia meninggal. Dia sempat bersenggolan dengan pembalap di depannya (Takuma Matsuyama), baru jatuh.
Dari video yang ada, Riza mengambil jalur dalam di tikungan 10 yang bisa jadi masih berdebu atau kurang karet ban pada jalur itu sehingga grip ban minim?
Benar, dia mengambil jalur lebih ke dalam. Rider berebut masuk tikungan lebih dahulu. Di racing line yang sesungguhnya (paling optimal) sudah ada rider di situ. Sehingga dia mau nggak mau ngambil lebih dalam.
RIZKY CHRISTIANTO
Riza sedang memburu gelar juara di Sepang. Sebelum balapan apakah sempat ngobrol dengan dia? Apa yang dibahas?
Kali ini saya nggak sempat ketemu karena beberapa kesibukan dan dia langsung berangkat ke Sepang. Terakhir ketemu dan ngobrol menjelang balapan di Buriram (6/10). Saat itu saya berpesan buat Afridza dan pembalap lain untuk tetap safety, semangat, dan enjoy. Kalau nggak enjoy atau malah stres, hasilnya juga nggak akan baik.
Setelah latihan hari pertama dan kualifikasi Jumat, apakah sudah ditentukan strategi balapan untuk Sabtu itu? Misalnya, agresif sejak awal.
Afridza agresif karena dia ada di posisi untuk mengejar championship (juara). Tapi, saat kualifikasi dan latihan bebas, dia melakukan hal yang sama seperti pembalap AHM lainnya. Mereka melakukan setting motor, lebih ke suspensi dan transmisi (final gear), persiapan normal
Tetapi, memang kelihatannya dia bersemangat sekali menuju balapan.
Hasil otopsi menyebutkan ada trauma berat di kepala kiri. Tetapi, Jawa Pos sempat mewawancarai medical staff di Sepang ada luka di bagian leher yang mengakibatkan pendarahan hebat. Mana yang benar?
Mungkin begini, untuk lebih menghargai keluarga yang berduka, sebaiknya kita jangan terlalu detail membahas penyebabnya. Pokoknya kita sama-sama tahu. Kondisi balap itu ada risiko besar sampai yang paling buruk, yaitu meninggal. Kami juga merasa begitu kehilangan sosok pembalap yang bertalenta.
Kapan AHM tahu dan bisa memastikan Riza tidak terselamatkan?
Saya dapat datanya, informasi dari rumah sakit. Kami menunggu official statement, secara resmi memang meninggal di RS.
Pelajaran terbesar apa yang bisa diambil dari peristiwa Riza? Pertama, kami akan meningkatkan faktor-faktor
safety yang ada, apalagi yang bisa di-impro
ve (diperbaiki). Di semua lini kami harus menjaga, safety itu yang utama. Kedua,
rider harus bisa menjaga kondisi tetap fit. Sebab, rider gak akan bisa membalap dengan hasil konstan dan bagus kalau kondisi badan gak fit. Ketiga, kami selalu akan mengingatkan pembalap muda untuk tetap safety sejak awal. Jangan sekadar slogan.
Untuk mengenang dan menghormati Riza, apa yang akan dilakukan AHM berikutnya?
Pasti, kami sedang mendiskusikan teknisnya di internal AHM. Nanti ada semacam tribute buat Afridza. Pada dasarnya, kami akan membuat kegiatan untuk menghormati Afridza. Dia pembalap berbakat, lagi on fire juga. Itu juga menjadi kehilangan besar buat kami.
Bagaimana jalur penjenjangan pembalap binaan AHM sebelum ke ATC?
Ada beberapa kesempatan untuk tampil ke ATC. Di AHM, ada beberapa stepping jalur. Pertama dari tim-tim Honda regional, lalu lanjut gabung AHRS. Dari situ yang terbaik kami ikutkan ke Thailand Talent Cup, baru lanjut ke ATC.
Sebenarnya apakah AHM sudah menyiapkan jenjang balapan berikutnya buat Riza tahun depan?
Dia sangat potensial, selalu fokus di setiap balapan, dan selalu kelihatan improve setiap kali balapan. Kami secara internal sudah menyiapkan rencana. Sebenarnya dia kami siapkan bisa di ARRC atau Moto3 World Junior Championship. Tetapi, dengan kondisi seperti ini, kami akan menyusun ulang rencana itu.