Harus Lebih Murah daripada Milla
Soal Pengganti Simon McMenemy
JAKARTA, Jawa Pos – Laga melawan Malaysia pada 19 November mendatang merupakan laga perpisahan bagi Simon McMenemy. Namun, sampai saat ini, PSSI belum memutuskan siapa yang bakal menggantikan posisi McMenemy. PSSI baru melakukan seleksi pada akhir November nanti. Memang sudah ada dua nama yang paling mencuat untuk menjadi pelatih timnas. Pertama, Luis Milla yang sebelumnya sempat melatih timnas di ajang Sea Games 2017 dan Asian Games 2018. Nama kedua adalah eks pelatih Korea Selatan Shin Tae-yong.
Nah, masalah lantas muncul. Selain ingin melihat pemaparan program dua pelatih tersebut, PSSI harus memikirkan biayanya. Sebab, kondisi keuangan PSSI belum sehat. Ketua PSSI Mochamad Iriawan menuturkan, bujet untuk pelatih baru memang menjadi pertimbangan. Tapi, jika memang layak dan terbukti bisa memberikan prestasi, Iwan Bule –sapaan Mochamad Iriawan– menyatakan akan mencarikan dana meski nilainya fantastis. ’’Belum memikirkan bujet untuk pelatih baru. Mungkin nanti harus lebih rendah daripada Luis Milla, kira-kira,’’ paparnya.
Seperti diketahui, gaji Milla ketika membesut timnas diperkirakan mencapai Rp 2 miliar sebulan. Nominal itu sudah termasuk dengan asisten pelatih yang dibawa Milla. Nilai yang sangat jomplang jika melihat perkiraan gaji McMenemy yang saat ini berkisar Rp 2 miliar–Rp 3 miliar per tahun.
Iwan menambahkan, dua hari ke depan, PSSI berkumpul dengan beberapa pelatih lokal. PSSI akan meminta saran dan masukan dari pelatih lokal. ’’Mungkin nanti ada usulan yang lebih bagus. Indonesia akan menghadapi Piala Dunia, pengalamannya harus berkaliber dunia,’’ ucapnya.
Lalu, apa target untuk pelatih baru nanti? Iwan memaparkan, yang paling penting adalah pelatih baru itu harus bisa ikut mempersiapkan tim untuk Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang. Yang paling dekat mungkin bisa memberikan gelar juara Piala AFF tahun depan.
’’Mimpi harus ada ke sana ya. Tapi, sampaikan dulu pola apa yang mereka bawa nanti. Shin Tae-yong, misalnya. Sudah terbukti membawa Korea Selatan ke ajang yang lebih tinggi,’’ ucapnya.
Apakah tidak terlalu riskan mengganti McMenemy ketika timnas masih menjalani Kualifikasi Piala Dunia 2022? Pria 57 tahun tersebut mengaku tidak ada masalah. Dia justru melihat laga lawan Malaysia tidak memengaruhi posisi Indonesia di kualifikasi. Artinya, PSSI sudah tidak berharap lolos dari penyisihan grup.
’’Tapi tetap berharap menang lah. Kami mengganti McMenemy itu melalui rapat Exco karena memang ada yang lebih dibandingkan dia,’’ tuturnya.
PSSI, kabarnya, wajib membayar kompensasi kepada McMenemy untuk pemecatannya. Nilainya mencapai
Rp 3 miliar untuk sisa kontrak yang masih ada tahun depan. Iwan menegaskan, hal tersebut tidak ada masalah. Itu merupakan risiko yang harus diambil PSSI. ’’Pilih mana, prestasi atau uang? Uang ini bisa dicari, tapi kalau prestasi harus dikejar. Ini demi nama Indonesia,’’ tandasnya saat ditemui Jawa Pos di Hotel Sultan kemarin (6/11).
Sementara itu, Direktur Teknis Timnas Danurwindo menyebutkan, penggantian McMenemy tersebut bukan wewenangnya.
Hal itu merupakan hasil keputusan rapat Exco PSSI. Dia juga enggan berkomentar banyak mengenai penggantian McMenemy, termasuk siapa paling layak jadi pengganti.
’’Dua-duanya (Milla dan Tae-yong, Red) layak dan bagus untuk timnas,’’ terangnya, lalu pergi ketika ditemui
Jawa Pos sebelum pertandingan antara Indonesia U-19 melawan Timor Leste U-19 di Stadion Madya tadi malam.