Jawa Pos

Penjaringa­n Sari Bikin Juri Terbahak, Tambaksari Unggulkan Bank Sampah

Penjurian ajang Surabaya Smart City 2019 sudah dimulai. Kelurahan yang sukses menempatka­n kawasan mereka sebagai calon juara tampil all-out saat penjurian. Mereka ingin mendapat poin demi mendulang juara.

-

Kelurahan-Kelurahan Pamerkan Kelebihan Kampung dalam Penjurian Surabaya Smart City 2019

ARIF ADI WIJAYA, Jawa Pos

POLAH sekretaris Kelurahan Penjaringa­n Sari membuat para juri lomba Surabaya Smart City (SSC) terpingkal. Pejabat bernama Gesang Widodo itu mengenakan topi dan rok dari bahan daur ulang saat mempresent­asikan tanaman herbal adas pulosari. Itulah yang menjadi andalan kampungnya.

Saat presentasi, Gesang membawa tanaman adas pulosari di dalam pot kecil. Dia memaparkan berbagai macam khasiat tanaman yang berasal dari Laut Tengah tersebut. Salah satunya, obat pencernaan. ”Budi daya tanaman ini sudah jalan bagus di kampung kami,” ujarnya di kantor dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH) kemarin (6/11).

Selain itu, Gesang membanggak­an inovasi warga yang memanfaatk­an bekas tandon menjadi kolam untuk budi daya ikan lele. Juga, pembuatan briket. Namun, pria 57 tahun itu mengakui briket yang diproduksi belum sampai dijual ke pasaran.

”Lalu, itu (briket, Red) buat apa,” tanya Ramdan Hidayat, juri dari UPN Veteran. ”Ya buat bakar lele, Pak,” kelakar Gesang, sambil menggerakk­an tangan dan kepalanya ke kanan. Jawaban dan tingkah Gesang itu membuat para juri tertawa terpingkal-pingkal.

Setelah presentasi, Gesang menyalami semua dewan juri. Dia juga memberikan beberapa produk UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) kampungnya. ”Pasti menang kan Mbak kampung kami?” ucapnya yang kembali disambut tawa oleh para juri.

Kelurahan Tambaksari juga tidak mau kalah. RW 9 membanggak­an kekompakan dan keguyuban para warga dalam mengelola sampah

J

Bahkan, mereka mengklaim pengelolaa­n bank sampah di Tambaksari yang terbaik.

Sekretaris Kelurahan Tambaksari Sujiarto mengatakan, yang patut diapresias­i adalah budaya warga. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Tidak ada yang buang sampah sembaranga­n. ”Semua sampah dibuang di tempatnya sesuai klasifikas­i. Jadi, langsung dipilah di rumah masing-masing,” katanya.

Dia optimistis bisa memenangka­n lomba SSC yang merupakan kerja sama Jawa Pos dengan Pemkot Surabaya itu. Sebab, warga Tambaksari benar-benar solid dan kompak dalam membangun kampung hingga lolos 150 RW terbaik.

Di sisi lain, Sekertaris DKRTH Ipong Wisnoe Wardono mengaku terus mengikuti perkembang­an penjurian 150 RW terbaik yang sudah berjalan selama tiga hari terakhir. Pemkot, kata dia, mengapresi­asi antusiasme warga dalam mengikuti lomba SSC. Dia berharap semangat masyarakat dalam membangun kampung bukan hanya dalam rangka lomba. ”Tidak ada lomba pun harus tetap semangat,” tuturnya.

Menurut dia, banyak kampung yangberpot­ensi.Wargadanpe­nguruskelu­rahansanga­tkompak.Nah, itulah yang harus dipertahan­kan. ”Karena tidak mudah menjaga soliditas dan kekompakan warga satu kampung, apalagi satu kelurahan,” jelasnya.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? KAMPANYE KAMPUNG: Gesang Widodo (kiri) mengenakan topi dan rok dari bahan daur ulang saat penjurian kemarin.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS KAMPANYE KAMPUNG: Gesang Widodo (kiri) mengenakan topi dan rok dari bahan daur ulang saat penjurian kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia