Jawa Pos

Dewan Soroti Anggaran Operasiona­l

-

SURABAYA, Jawa Pos – Besarnya anggaran untuk operasiona­l rumah susun sederhana sewa (rusunawa, atau yang biasa disebut flat) yang dikelola pemkot mendapat sorotan. Dalam rencana kerja anggaran (RKA), pemkot mengalokas­ikan Rp 29,3 miliar untuk mengelola 21 rusun. Dewan meminta adanya evaluasi karena nilainya dianggap terlalu besar.

Jika diperinci, anggaran tersebut dipakai untuk belanja berbagai macam kebutuhan flat. Misalnya, belanja alat listrik dan elektronik. Ada pula plot anggaran untuk membeli perlengkap­an pertukanga­n sampai belanja air bersih.

Anggota Komisi A DPRD Surabaya Mochammad Machmud menilai alokasi anggaran tersebut berlebihan. Sejatinya ada beberapa barang yang bisa dikurangi. Misalnya, belanja perlengkap­an kebersihan yang habis pakai. Itu bisa dibebankan kepada penghuni flat.

Selain itu, ada belanja bahan bakar minyak (BBM) yang dianggarka­n. Menurut Machmud, itu juga bisa dibebankan kepada warga rusun. Sebab, kegunaanny­a untuk genset dan tidak setiap hari dipakai. ”Itu tidak akan memberatka­n karena tidak besar dan ditanggung bersama,” jelas politikus Partai Demokrat tersebut.

Sementara itu, Kepala DPBT Maria Theresia Ekawati Rahayu menegaskan, pengelolaa­n rusun dilakukan dalam rangka membantu warga yang kurang mampu. Yang dilihat adalah aspek sosialnya. Bukan bisnisnya.

Terkait dengan pendataan, pejabat yang akrab disapa Yayuk itu mengaku sudah berkoordin­asi dengan dinas kependuduk­an dan pencatatan sipil (dispen_dukcapil). Dia memastikan peruntukan rusun dipriorita­skan untuk warga asli Surabaya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia