Jawa Pos

Supomo Kadispendi­k, Anang Kadinsos

Wali Kota Risma Mutasi Jabatan-Jabatan Strategis

-

SURABAYA, Jawa Pos – Jabatanjab­atanstrate­gisdilingk­unganPemko­t Surabaya berganti kemarin (11/11). Mulaikepal­adinaspend­idikan,dinas sosial, dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman cipta karya dantatarua­ng(DPRKPCKTR),hingga dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu. Total ada 37 pejabat yang berganti. Perinciann­ya,12orangmen­dapatkan promosi dan 25 orang rotasi.

Supomo yang sebelumnya menjadikep­aladinasso­sialdiberi­mandat untuk menjabat kepala dinas pendidikan menggantik­an Ikhsan

J

Suharto Wardoyo alias Anang yang sepuluh bulan terakhir menjabat staf ahli wali kota diperintah­kan untuk menjadi kepala dinas sosial. Sementara itu, Chalid Buhari yang sebelumnya menjabat kepala dinas DPRKP CKTR dipindah menjadi kepala dinas kebersihan dan ruang terbuka hijau (DKRTH). Kepala DPRKP CKTR hingga saat ini belum ditunjuk.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i mengungkap­kan bahwa Supomo selama ini sudah terbiasa merawat anak-anak. Dengan begitu, menangani persoalan anak-anak di dunia pendidikan bukan hal baru bagi dia. ”Anakanak berkebutuh­an khusus dan anak-anak jalanan. Sudah biasa ngopeni itu,” kata Risma setelah pelantikan di balai kota kemarin.

Namun, bukan hanya itu yang harus dilakukan Supomo. Menurut Risma, Surabaya ke depan juga harus menyiapkan diri untuk penerimaan peserta didik baru (PPDB). Terutama menyangkut kebutuhan ruang kelas untuk menjamin daya tampung, fasilitas penunjang, dan keperluan anak didik. ”Memang ini agak berat karena kita harus siapkan penerimaan murid baru tahun depan,” ungkap Risma.

PPDB tahun ini sempat diwarnai kebijakan baru terkait dengan zonasi sekolah. Gara-gara aturan tersebut, para siswa bersaing dengan pertimbang­an utama kedekatan sekolah dengan rumah tinggal. Masalah kian bertambah saat orang tua murid yang hendak masuk SMP negeri memprotes kebijakan tersebut. Sebab, jarak mengalahka­n kepandaian murid untuk bisa diterima di sekolahsek­olah tertentu.

Karena ada demo besar-besaran itu, pemkot pun bersurat ke pusat dan akhirnya memutuskan untuk menerima para siswa tersebut. Imbasnya, daya tampung awal di SMP negeri tak mencukupi. Semestinya sesuai dengan aturan, sekolah hanya menampung 32 siswa tiap rombongan belajar. Tapi, akhirnya ada yang sampai 40 anak dalam satu rombel. Masalah tersebut diselesaik­an dengan membangun ruang kelas baru.

Terkait dengan penunjukan Anang sebagai kepala dinas sosial, Risma mengungkap­kan bahwa dirinya sudah meminta Anang untuk lebih sering turun ke lapangan. Sebab, selama ini Anang yang sebelumnya menjabat kepala bagian hukum Pemkot

Surabaya dianggap lebih sering berada di balik meja.

”Kamu harus banyak turun ke lapangan, bukan pencitraan lho ya. Karena kalau enggak turun ke lapangan, tak tahu yang sebenarnya terjadi,” kata Risma. Anang sempat menjabat kepala dinas kependuduk­an dan pencatatan sipil sebelum dipindah menjadi staf ahli wali kota.

Anang menuturkan, dirinya akan rajin turun ke lapangan untuk mengetahui persoalan. Selain itu, kerja di dinsos adalah kerja sekaligus ibadah. ”Iya. Di binsos banyak pahalanya,” kata alumnus Universita­s Airlangga itu.

Dinsos membawahka­n sejumlah unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Meliputi UPTD Liponsos Keputih yang menampung seribu lebih orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), gelandanga­n, dan penyandang masalah kesejahter­aan sosial lainnya. Ada juga UPTD Kampung Anak Negeri yang membina anak jalanan dan anak putus sekolah. Para lansia juga ditampung di Griya Werda. Selain itu, ada Pondok Sosial Kusta di Babat Jerawat.

Selama menjadi staf ahli, Anang mengaku membuat banyak kajian hukum. Terutama untuk rancangan peraturan daerah (raperda). Beberapa di antaranya telah dia selesaikan. Misalnya, raperda pencegahan dan bahaya kebakaran, izin lingkungan, hingga usaha pemondokan atau koskosan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia