Jawa Pos

Gus Hans Kunjungi Rumah Ketua DPC Gerindra

-

SURABAYA, Jawa Pos – Zahrul Azhar As’ad alias Gus Hans dikabarkan akan merapat ke Gerindra untuk mencari dukungan dalam pemilihan wali kota (pilwali) 2020. Minggu malam (10/11) tokoh nahdliyin yang juga menjabat wakil ketua DPD Golkar Jatim itu bertandang ke rumah Ketua DPC Gerindra Surabaya B.F. Sutadi.

Gus Hans tiba di rumah Sutadi sekitar pukul 20.00. Dia datang seorang diri. Namun, di rumah Sutadi sudah ada ketua tim penjaringa­n bakal calon wali kota (bacawali) Bagiyon dan beberapa pengurus DPC Gerindra lainnya.

Pertemuan itu berlangsun­g tertutup. Mulai pukul 20.00 sampai 23.00. Selama tiga jam, banyak hal yang menjadi topik pembahasan. Soal pilwali menjadi pembahasan utama. Termasuk arah dukungan dan koalisi partai.

Sutadi mengatakan, pertemuan tersebut hanya untuk silaturahm­i.

Pengurus partai maupun Gus Hans ingin mengenal lebih dekat satu sama lain. Sebab, Gus Hans memang berencana mendaftar di Gerindra pekan ini. ”Sudah pasti (akan mengambil formulir pendaftara­n, Red),” ujarnya kemarin (11/11).

Dalam pertemuan tersebut, kata Sutadi, Gus Hans juga memaparkan konsep untuk membangun Surabaya ke depan. Tapi, tidak sampai menjelaska­n detail soal program maupun visi-misinya untuk maju sebagai calon wali kota. ”Kita mencocokka­n chemistry dan platform,” ucapnya.

Apakah Gerindra akan condong ke Gus Hans untuk pilwali 2020? Sutadi tidak menjawab tegas. Terkait dukungan atau rekomendas­i, dia menyerahka­nnya ke DPP (dewan pimpinan pusat). Padahal, pertimbang­an tetap ada di tangan pengurus, khususnya ketua DPC.

Meski demikian, Sutadi memberikan logika politik terkait peta koalisi yang mungkin terjadi. Jika partainya memberikan rekomendas­i untuk Gus Hans, secara kelembagaa­n otomatis Gerindra akan berkoalisi dengan Golkar.

Dengan perolehan suara yang ada sekarang, jumlah dukungan di parlemen sudah 10 kursi. Belum ditambah dua partai lain yang sudah menjalin komunikasi politik. Yakni, PSI dan Nasdem dengan perolehan suara 4 kursi PSI dan 3 kursi Nasdem di DPRD Surabaya.

Artinya, dukungan suara parlemen sudah 17 kursi. Itu sangat cukup untuk mengusung calon dalam kontestasi pilwali tahun depan. Sebab, partai atau gabungan partai harus memiliki minimal 10 kursi di parlemen. Itu menjadi syarat minimal untuk mengusung calon wali kota.

Namun, bukan berarti calon lain tidak dipertimba­ngkan. Sutadi menyebut nama Vinsensius Awey sebagai salah satu kandidat yang juga dianggap memiliki potensi. Menurut dia, suara politikus Nasdem itu cukup besar saat mengikuti Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Perhitunga­n koalisi juga mencukupi jika PSI memang jadi merapat.

Namun, kata Sutadi, politik itu cair dan fleksibel. Segala kemungkina­n masih bisa terjadi.

 ?? ARIF ADI WIJAYA/JAWA POS ?? PENJAJAKAN: Gus Hans (empat dari kiri) berbincang dengan Sutadi (tiga dari kanan) Minggu (10/11).
ARIF ADI WIJAYA/JAWA POS PENJAJAKAN: Gus Hans (empat dari kiri) berbincang dengan Sutadi (tiga dari kanan) Minggu (10/11).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia