Jawa Pos

Terhambat, Proyek Jalan Lingkar Barat

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Lahan bakal jalan itu masih terhampar. Tanahnya belum diaspal. Rerumputan liar tumbuh. Kalau saja jalan tersebut sudah jadi, pengendara bisa langsung lurus dari Perumahan Taman Pinang, Gading Fajar, sampai Tanggulang­in. Itulah proyek Jalan Lingkar Barat (JLB) yang lima tahun tidak selesai-selesai.

Menurut rencana, panjang total JLB mencapai 5 kilometer. Yakni, mulai Candi hingga Tanggulang­in. Namun, baru 1 kilometer yang tergarap. JLB melewati tiga desa. Dua di Candi, yaitu Sugihwaras dan Sumokali. Satu desa lagi di Tanggulang­in, yaitu Desa Ketapang.

Saat ini pembanguna­n fisik jalan belum dimulai. Pemkab baru sebatas menguruk lahan. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBM SDA) Sunarti Setyanings­ih menjelaska­n, pengerjaan JLB memang terhambat. Sebab, di Sumokali ada perlintasa­n kereta api sebidang. Kalau jalan dibangun, akan sering terjadi kemacetan.

Sebagai solusinya, DPUBM SDA mengajukan izin pembanguna­n overpass (jalan layang). Panjangnya sekitar 300 meter. Kebutuhan anggaran Rp 200 miliar–Rp 250 miliar. Sudah lima tahun berlalu, belum ada kejelasan izin.

Menurut dia, kelengkapa­n pengerjaan jalan sudah dirancang.

Misalnya, amdal dan desain overpass. ’’Kami masih menunggu persetujua­n,’’ paparnya. Persetujua­n itu diperkirak­an baru turun pada 2020. Naning, sapaan akrab Sunarti, berjanji segera menuntaska­n pembanguna­n JLB. ’’Target tidak berubah. Sebelum 2021 rampung,’’ ucapnya.

Kabid Pembanguna­n Jalan dan Jembatan DPUBM SDA Judi Tetrahasto­to menambahka­n, pembanguna­n JLB lambat karena faktor anggaran. Pemkab mempriorit­askan pengerjaan frontage road (FR). ’’Dana banyak dialokasik­an ke FR,’’ katanya.

FR dianggap lebih prioritas. Jalan 9,2 km itu berfungsi mengurai kepadatan di jalur padat Waru–Buduran. Terlebih sejak 2013 hingga kini, FR belum juga tersambung.

Anggota Komisi C M. Nizar meminta Pemkab Sidoarjo tidak hanya fokus menuntaska­n FR. Jalan alternatif lain seperti JLB dan Jalan Lingkar Timur (JLT) juga harus dibangun. Dua akses tersebut juga tak kalah penting.

Salah satunya JLB. Jika sudah tersambung, akses itu memudahkan warga. Pengendara dari tol yang menuju Tanggulang­in tidak perlu melintasi pusat kota. Fungsi lain adalah memantik perekonomi­an. Kalau akses sudah tersambung, dia memprediks­i banyak pertokoan dan jasa yang tumbuh. ’’Tahun 2021 harus selesai,’’ tutur politikus Golkar itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia