Banggar: Bahas RAPBD 2020 Terburu-buru
SIDOARJO, Jawa Pos – ’’Seperti dikejar setoran saja,’’ ungkap anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo Bangun Winarso. Legislator PAN itu kecewa dengan pembahasan RAPBD 2020 yang terkesan terburu-buru. Rapat tidak optimal.
Bangun mencontohkan berbagai potensi pendapatan asli daerah (PAD). Nilainya bisa ditingkatkan. Miliaran rupiah. Misalnya, setoran PAD dari PDAM Delta Tirta. Pada 2019, setoran laba PDAM mencapai Rp 12,7 miliar. Tahun sebelumnya, 2018, jumlahnya Rp 7,5 miliar. Ada kenaikan lebih dari Rp 5 miliar.
Menurut Bangun, setoran pendapatan dari BUMD harus terus didorong. ’’Selain pelayanan, tujuan lain menambah pendapatan,’’ jelasnya. Namun, pembahasan target PAD itu tidak bisa tuntas. Sebab, jadwal yang ditetapkan badan musyawarah (banmus) sangat mepet. Rapat terakhir dijadwalkan 25 November. APBD Rp 4,8 triliun dibahas hanya lima hari. ’’Hasilnya tentu tidak optimal,’’ ujarnya.
Anggota banggar lain, Taufik Hidayat Tri Yudono, menyebutkan keanehan. Contohnya, retribusi daerah. Pada 2019, pemkab menargetkan pemasukan retribusi mencapai Rp 74,9 miliar. Pada 2020, targetnya tidak naik, tetapi justru turun menjadi Rp 73,9 miliar. Taufik menilai target pemkab terlalu rendah.
Sektor parkir, misalnya. Selepas parkir berlangganan, pemkab kembali menerapkan parkir dengan karcis. Pendapatan hanya ditargetkan Rp 3 miliar. ’’Saat ini sudah tembus Rp 12 miliar,’’ ungkap politikus PDIP tersebut.
Sementara itu, Ketua DPRD Sidoarjo Usman menyatakan, pembahasan APBD 2020 sudah cukup. ’’Tanggal 25 ditetapkan,’’ ujarnya singkat.