Jawa Pos

Dihadiri Para Ulama, Umara, sampai Band Wali

Gus Ali mantu dua anak. Gawe ulama terkemuka Kota Delta itu mengundang perhatian banyak kalangan. Diberkahi doa para kiai, diramaikan tembang religi band Wali.

-

ROBBY KURNIAWAN

SHOLIHUDDI­N seakan ingin meyakinkan dirinya benar-benar serius meminang Hj Nihayah Ali, putri ke-9 Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali). Akad nikah berlangsun­g singkat, tetapi khidmat pada Minggu pagi (10/11). Kepala Allan menunduk. Meminta restu kepada Gus Ali.

’’Alhamdulil­lah, barakallah­u lakuma,’’ ucap para tamu undangan yang menyaksika­n akad nikah tersebut. Momen itu benar-benar tidak dapat dilupakan Allan dan Nihayah. Sebab, akad nikah mereka disaksikan kiai-kiai masyhur, tokoh-tokoh nasional, dan para pejabat.

Mereka, antara lain, Rais Am PB NU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PB NU Prof KH Said Aqil Siroj, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, mantan Ketua Tanfidziya­h PW NU Jatim KH Moh. Hasan Mutawakkil ‘Alallah, dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. Ada pula beberapa pejabat daerah seperti Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak dan Bupati

Sidoarjo Saiful Ilah.

Sesudahnya, para tamu dijamu dengan hidangan khas Arab. Ada nasi mandhi, briyani, dan kebuli. Sementara itu, pengantin bersiapsia­p menuju tempat pelaminan untuk menjalani resepsi pernikahan. Resepsi itu juga dibarengi pasangan pengantin putra ke-8 Gus Ali. Yakni, H Ahmad Balya Ali Putra dan istrinya, Zuyyina Millati. Mereka menikah seminggu lalu di Nganjuk, kediaman mempelai perempuan.

Kedua pasang pengantin tersebut diarak menggunaka­n mobil.

Balya dan Zuyyina berada di mobil Mercy klasik. Allan dan Nihayah di mobil Alphard. Arakarakan tersebut semakin semarak dengan iringan salawat banjari.

Sesampai di pelaminan, kedua pasang pengantin mendapat nasihat langsung dari Gus Mus. Isinya, pernikahan itu harus diniati sebagai ibadah. Artinya, mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. ’’Sudah niat apa belum. Kalau belum, sekarang diniati,’’ ungkapnya.

Gus Mus juga mengingatk­an siapa sejatinya sosok Rasulullah Muhammad SAW. Beliau bukan hanya utusan Allah. Beliau adalah manusia yang paling manusia dan mengerti manusia. ’’Paham kan?’’ tuturnya.

Maksudnya, lanjut kiai asal Rembang itu, banyak pemimpin manusia yang tidak mengerti manusia. Hanya karena dia pejabat, misalnya, rakyat jelata dianggap bukan manusia. Karena dia pintar, kaya, dan seorang kiai, orang bodoh lantas dituding bukan manusia. ’’Nabi tidak. Beliau melihat manusia dan mengerti manusia,’’ ucapnya.

Gus Ali juga menyampaik­an harapannya kepada kedua mempelai. Selain mawaddah wa rahmah, tujuan nikah adalah mengikuti jalan Allah SWT dan Rasulullah SAW. ’’Pernikahan itu masalah syariat, bukan adat,’’ ucapnya. Resepsi kemudian ditutup dengan doa oleh KH Miftahul Akhyar.

Resepsi pernikahan berlanjut dengan walimatul arsy sekitar pukul 18.00. Kali ini kedua pasangan pengantin diarak dengan naik delman. Tamu undangan dihibur penampilan band Wali hingga pukul 22.00. Acara pernikahan yang khidmat sekaligus meriah.

 ?? DOK PRIBADI ?? TAMU ISTIMEWA: Dari kiri, Muhaimin Iskandar, Gus Ali, Prof Said Aqil Siroj, Gus Sholah, Sholihuddi­n Allan, Nihayah Alidua, Zuyyina Millati, Ahmad Balya Ali, Gus Mus, KH Miftahul Akhyar, dan Helmy Faisal Zaini.
DOK PRIBADI TAMU ISTIMEWA: Dari kiri, Muhaimin Iskandar, Gus Ali, Prof Said Aqil Siroj, Gus Sholah, Sholihuddi­n Allan, Nihayah Alidua, Zuyyina Millati, Ahmad Balya Ali, Gus Mus, KH Miftahul Akhyar, dan Helmy Faisal Zaini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia