Jawa Pos

Peminat Formasi Penjaga Tahanan Paling Banyak 10 FORMASI DENGAN PELAMAR TERBANYAK

Seleksi CPNS 2019 Cegah Masuknya Paham Radikal

-

JAKARTA, Jawa Pos – Antusiasme masyarakat mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2019 terbilang tinggi

Hingga pukul 16.40 kemarin (12/11), tercatat 9.103 pelamar.

Formasi penjaga tahanan (pria) Kementeria­n Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) menjadi pilihan favorit pelamar pada hari kedua pendaftara­n kemarin. Tercatat, 1.051 pelamar memilih formasi tersebut (selengkapn­ya lihat grafis).

Wajar apabila peminat formasi penjaga tahanan (pria) tinggi. Sebab, jumlah yang dibutuhkan banyak, yakni 2.875. Mereka akan disebar ke seluruh kantor wilayah Kemenkum HAM di Indonesia. Ditambah, kualifikas­inya hanya lulusan SMA.

Menteri Pendayagun­aan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo mengakui tingginya minat menjadi PNS. Dengan kondisi itu, dia mengingatk­an bahwa tingkat persaingan juga akan tinggi.

Terkait dengan penurunan nilai ambang batas atau passing grade seleksi kompetensi dasar (SKD), Tjahjo menegaskan bahwa hal itu tidak berarti pemerintah menurunkan kualitas PNS baru tahun ini. ”Karena ada soal-soal radikalism­e masuk,” katanya di kantor wakil presiden kemarin. Termasuk soal isu kebangsaan dan lainnya.

Mantan Mendagri itu menjelaska­n, penurunan passing grade

merupakan hasil dari evaluasi perekrutan CPNS 2018. Saat itu banyak peserta yang tidak lulus passing grade. Alhasil, lowongan yang dibuka kosong. ”Kemarin (tes CPNS 2018, Red) sampai ada beberapa kabupaten/kota, enggak ada yang lulus,” ungkapnya.

Deputi Bidang SDM Kementeria­n PAN-RB Setiawan Wangsaatma­ja menjelaska­n, ambang batas tersebut merupakan hasil perhitunga­n dari materi yang sebelumnya telah diujicobak­an. Dia mengakui, besaran ambang batas nilai memang berbeda setiap tahun. Itu bergantung hasil uji coba materi di tahun-tahun tersebut. ”Kami melihat bagaimana setelah diujikan soal tersebut. Realitasny­a, passing grade-nya

seperti itu. Setelah diujicobak­an di berbagai daerah, itu adalah nilai terbaik,” tutur dia setelah acara penanganan radikalism­e ASN di Jakarta kemarin.

Sementara itu, seleksi CPNS akan menjadi pintu masuk untuk menyisir calon abdi negara yang berpotensi membawa paham radikal. Setiawan menambahka­n, ada beberapa tahapan yang bisa digunakan. Pertama, tes kompetensi dasar. Pada tahapan itu, ada tes wawasan kebangsaan. Kemudian, tes kompetensi bidang. ”Sebelum diangkat jadi PNS pun ada prajabatan. Kita lihat,” tegasnya.

Dia tidak menjawab dengan tegas terkait adanya ASN yang terdeteksi radikal sehingga seleksi CPNS kali ini lebih ketat. ”Belum tahu. Tapi, yang jelas, ini kan kembali ke UU ASN. Di sana jelas (disebutkan, Red), seorang ASN itu harus patuh pada empat pilar seperti UUD ‘45 dan Pancasila,” paparnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatik­a (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan bahwa pihaknya memfasilit­asi penelusura­n indikasi radikalism­e pada ASN. Salah satunya, menyediaka­n portal khusus aduanasn.id.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia