Jawa Pos

Anak Bupati Majalengka Dilaporkan Tembak Pengusaha

-

MAJALENGKA, Jawa Pos – Nama Irfan Nur Alam mendadak ramai dibicaraka­n banyak orang. Anak Bupati Majalengka Karna Sobahi itu diduga menembak seorang pengusaha atau kontraktor proyek Panji Pamungkasa­ndi, 38. Korban yang merupakan warga Cipeundeuy, Kabupaten Bandung, itu mengalami luka tembak di tangan sebelah kiri.

Kapolres Majalengka AKBP Mariyono yang diwakili Wakapolres Kompol Hidayatull­ah menyatakan, lokasi kejadian adalah depan

Ruko Taman Hana Sakura di Jalan Raya Cigasong–Jatiwangi. ”Kami telah menerima laporan itu dari pelapor Saudara Panji (Panji Pamungkasa­ndi, Red). Kejadian pada Minggu (10/11) pukul 23.30 WIB,” jelas Hidayatull­ah saat dikonfirma­si Radar Cirebon kemarin (12/11)

J

Saat ini penyidik Satreskrim Polres Majalengka masih melakukan penyelidik­an. Namun, sesuai keterangan pelapor, penembakan terjadi saat dirinya menagih uang hasil pekerjaan proyek. Hingga kemarin Irfan belum ditahan. ”Kami baru memeriksa saksi-saksi. Yang telah diperiksa ada enam orang,” ujarnya.

Saat kejadian, masih kata Hidayatull­ah, Irfan menggunaka­n senjata api berpeluru karet. ”Merek MLMX 6 SR kaliber 9 milimeter. Dengan izin masa berlaku sampai 10 Januari 2020,” terangnya.

Penembakan itu memiliki dua versi cerita. Versi Panji, kejadian bermula saat dirinya menanyakan pelunasan proyek SPBU yang selesai dikerjakan antara AprilMei 2019 kepada Andi, rekannya.

Dia menghubung­i Andi pada Minggu (10/11) pukul 17.50 WIB. ”Ketika saya bertemu Andi di daerah Lingkungan Pusaka Indah, Cijati, dia menjelaska­n bahwa uang yang seharusnya saya terima ada pada Irfan,” cerita Panji.

Ketika itu, lanjut Panji, Andi meyakinkan­nya agar tidak khawatir karena pembayaran akan dilakukan malam itu juga oleh Irfan. Mereka lalu janjian bertemu di Ruko Hana Sakura. Panji tidak sendirian. Dia datang bersama delapan karyawanny­a.

”Tiba-tiba sekitar jam 23.30 WIB saya dibangunka­n paksa oleh orang yang datang bersamaan dengan Irfan. Setelah keluar dari mobil, kepala saya ditodong senjata api,” jelasnya. Panji mengaku berhasil menepis senjata itu. Tembakan mengenai telapak tangan sebelah kiri. ”Saya menangkis dengan tangan kiri,” ucapnya.

Menurut Panji, selain dirinya, ada tiga orang di dalam mobil yang dipukuli sekelompok orang yang datang bersama Irfan. Tiga orang itu adalah Reza Jati Umboro, Dwinanto Herlambang, dan Rismayadi. ”Mereka dipukuli sekitar 30 orang yang datang bersama Irfan,” ucapnya.

Sementara itu, Irfan punya versi sendiri, seperti disampaika­n juru bicaranya, Arif Chaidir. Kepada wartawan, Arif membantah kronologi yang disampaika­n Panji. Menurut dia, kejadian tersebut bermula dari penyeranga­n rumah Irfan di Cijati, Majalengka, Minggu lalu.

Disebutkan, ada sekitar 20 orang yang mendatangi rumah Irfan. Orang-orang tersebut dipimpin Panji. Mereka menanyakan keberadaan Andi soal sisa utang. Saat itu Irfan sedang berada dalam perjalanan pulang dari Bandung. Mendengar rumahnya diserang sekelompok orang, Irfan pun menjanjika­n pertemuan di Ruko Taman Hana Sakura. ”Supaya tidak terjadi kegaduhan di Cijati,” ujar Arif kemarin.

Namun, setiba di ruko, Irfan kaget karena ada perkelahia­n yang melibatkan puluhan orang. Ada yang menggunaka­n senjata tajam. Mendapati kondisi itu, Irfan langsung mengambil senjata api yang dibawanya. Dia kemudian meletuskan tembakan peringatan ke atas. ”Pada saat bersamaan, Panji berusaha merebut senjata tersebut. Irfan dibantu Handoyo dan terjadi perebutan senjata. Akhirnya tembakan terlepas mengenai Panji dan Handoyo,” terangnya.

Perkelahia­n itu sendiri, jelas Arif, terjadi antara kelompok Irfan dan Panji. Dipicu adu argumen dua kelompok tersebut. ”Karena tidak kondusif (di Cijati), ada teman-teman yang datang ke sana (Ruko Sakura). Jumlahnya 20 (penyerang) dan 40 (rekan Irfan). Sempat terjadi perkelahia­n masal di Sakura,” paparnya.

Namun, Arif menegaskan bahwa massa Irfan yang berkumpul di ruko datang secara spontan. Tidak direncanak­an. ”Takutnya ada halhal yang tidak diinginkan. Spontan saja mereka kumpul. Karena kebiasaan begitu. Ada gelagat ribut, jadi kami berkumpul untuk jagajaga,” terangnya.

Menurut data yang dihimpun Radar Cirebon, Irfan merupakan ASN Pemkab Majalengka dengan jabatan saat ini kepala bagian ekonomi pembanguna­n pemkab. Dia juga menjabat ketua Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (Perbakin) Kabupaten Majalengka. Sebelum menjadi kepala bagian, pria kelahiran 13 Juni 1984 itu pernah bertugas di Dinas Tenaga Kerja dan Perindustr­ian Majalengka.

Sementara itu, Bupati Majalengka Karna Sobahi menyatakan, dirinya beserta keluarga akan kooperatif mengikuti proses hukum. ’’Sebagai bupati Majalengka, saya mohon maaf jika masyarakat merasa terganggu pemberitaa­n yang tidak nyaman, walaupun berita itu baru beredar secara sepihak,’’ kata Karna kepada wartawan kemarin (12/11).

Menurut Karna, keluarga telah menunjuk tim pengacara untuk menangani persoalan tersebut. Tim penasihat hukum pun sudah mengumpulk­an informasi tentang kronologi kejadian. ’’Supaya masyarakat bisa memahami kejadian yang sebenarnya. Selama ini, berita yang telanjur viral baru dari pihak pelapor,’’ ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia