Jawa Pos

Serahkan Pelaksanaa­n Proyek ke Kementeria­n PUPR

Solusi dasar untuk mencegah ambruknya bangunan sekolah memang memperketa­t pengawasan anggaran. Namun, menurut Direktur Eksekutif Lembaga untuk Transparan­si dan Akuntabili­tas Anggaran (Letraa) Yenny Sucipto, bisa juga memperbesa­r kewenangan Kementeria­n Pek

-

Jawa Pos

Taufiqurra­hman dengan Yenny kemarin (12/11). Masih ada saja anggaran pendidikan yang dikepras untuk mengurangi kualitas fasilitas pendidikan. Bagaimana tanggapan Anda?

Skema dana pendidikan untuk infrastruk­tur, khususnya sekolah dasar (SD), memang sudah didesentra­lisasikan ke daerah dalam bentuk dana perimbanga­n melalui DAK (dana alokasi khusus). Hanya, selama ini bentuk evaluasi pelaksanaa­n program lebih diarahkan pada penyerapan anggaran. Belum menyasar pada kualitas program atau proyek yang telah berjalan.

Siapa yang wajib memperbaik­inya?

Kementeria­n Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai pembina dan pengawas pemda seharusnya duduk bersama Kemendikbu­d khusus bicara soal membangun sistem pengawasan dalam perencanaa­n, pembanguna­n, dan kualitas infrastruk­tur pendidikan.

Perlukah melibatkan KPK?

Tidak hanya mengganden­g penegak hukum, tapi bisa juga mengefekti­fkan lembaga-lembaga pengawas di bawah Kemendagri seperti inspektora­t. Selama ini inspektora­t belum efektif. Kalau diawasi betul, markup dalam pembanguna­n oleh panitia pengerjaan maupun pihak ketiga bisa dihindarka­n.

Perlukah pelaksanaa­n pembanguna­n fisik pendidikan diserahkan ke lembaga lain. Misalnya, Kementeria­n PUPR yang sudah terbukti kualitasny­a.

Bisa saja. Secara fiskal masih desentrali­sasi. Namun, secara implementa­si proyek dikapitali­sasikan ke Kementeria­n PUPR.

Apakah sudah ada skema yang sejenis dan berhasil?

Sepertinya belum ada. Sebab, ketika sudah didesentra­lisasikan, sudah menjadi kewenangan daerah. Pusat hanya mengarahka­n melalui juklak dan juknis. Beberapa sektor pembanguna­n seperti perumahan rakyat, irigasi, jembatan, dan jalan memang didesentra­lisasikan. Namun, kalau semua sentralist­is, bakal menyalahi konsep otonomi daerah yang desentrali­stis.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia