Jawa Pos

PPDB dan Bopda Jadi Prioritas

Kadispendi­k Baru Mulai Petakan Tugas

-

SURABAYA, Jawa Pos – Sehari setelah pelantikan, para kepala dinas baru langsung mengunjung­i kantor masingmasi­ng. Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendi­k) Surabaya Supomo dengan didampingi Asisten Perekonomi­an dan Pembanguna­n Ikhsan bertemu dengan para pejabat di dispendik

Begitu pula Kepala Dinas Sosial Suharto Wardoyo yang langsung berkantor di ruangan barunya.

Supomo dan Ikhsan terlihat menunaikan salat Duhur bersama kemarin siang (12/11). Mereka terlihat akrab saat berjalan bersama masuk ke Kantor Dis pen dik S u raba ya, Jalan Jagir Wonokromo. Para pegawai dispendik pun melemparka­n senyum, menyapa, dan bersalaman dengan keduanya.

Supomo menjelaska­n bahwa hari pertama diisi perkenalan lebih dulu dengan para staf. Dia pun sempat berbincang-bincang ringan dengan para staf atau karyawan di dispendik. Selain itu, ada diskusi mengenai tugas-tugas yang harus segera diselesaik­an hingga akhir tahun ini. ”Persoalan-persoalan yang belum selesai. Ada beberapa yang disampaika­n Pak Ikhsan,” ujarnya.

Dia menyebutka­n, yang harus segera dipersiapk­an adalah penerimaan peserta didik baru (PPDB). Meski pelaksanaa­nnya masih November, ternyata persiapan sudah dilakukan. ”Berpikir juga tentang PPDB karena kan tidak terasa waktunya sudah datang,” jelasnya. Begitu pula pencairan dana bantuan operasiona­l pendidikan daerah (bopda) yang memasuki proses evaluasi proposal dari sekolah-sekolah.

PPDB memang menjadi salah satu yang ditekankan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i kepada Kadispendi­k. Sebab, untuk PPDB, jumlah ketersedia­an ruang kelas dan potensi siswa yang akan masuk sekolah di jenjang berikutnya juga harus dihitung.

Tahun ini sempat ada protes dari para guru, kepala sekolah, dan pengurus yayasan sekolah swasta soal PPDB. Penyebabny­a, jumlah murid yang diterima di SMP negeri lebih dari kuota rombongan belajar. Gara-gara hal tersebut, banyak bangku kosong di sekolah swasta.

Untuk mengatasi biaya operasiona­l akibat jumlah murid yang sedikit, pemkot membantu sekolah swasta dengan pemberian bopda. Penghitung­an bopda berdasar jumlah rombongan belajar, bukan per siswa.

Risma menjelaska­n, ada pembanguna­n untuk sekolahsek­olah yang jumlah ruangannya sedikit. Juga akan dibangun sekolah di Dolly di atas tanah dengan luas sekitar 2.000 meter persegi. ”Masih dipikirkan. Saya putuskan setelah ini bisa dibangun SD dan SMP dalam satu kompleks,” ucapnya.

Selain itu, Risma menyinggun­g kekurangan guru di tingkat SDN. Kekurangan itu akan ditutupi dengan rekrutmen CPNS tahun ini. Khusus untuk guru SDN atau guru kelas, ada 330 formasi yang disediakan.

”Kemarin PAK (perubahan anggaran keuangan, Red) Pak

Ikhsan itu mengajukan untuk outsourcin­g guru SD. Untung, aku tahu tak tarik ternyata bulan ini dapat (kuota CPNS). Kami dapat guru kelas,” ujar Risma.

Soal guru SD itu, Supomo juga optimistis orang-orang yang akan direkrut melalui tes CPNS tersebut memiliki kompetensi. Kualitas mereka sesuai dengan kebutuhan untuk menjadi guru SD. ”Kualitasny­a semakin baik lagi nanti,” tutur Supomo.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti mengungkap­kan, pada masa Ikhsan, dispendik menetapkan visi Surabaya sebagai barometer dan inspirator pendidikan nasional.

 ??  ?? Supomo Kepala Dinas Pendidikan Surabaya
Supomo Kepala Dinas Pendidikan Surabaya

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia