Gerakan Satu Kelas Satu Buku Terus Berlanjut
GRESIK, Jawa Pos – Budaya literasi di SMAN 1 Gresik terus terjaga. Tahun ini merupakan tahun ketiga sekolah di Jalan Arif Rahman Hakim itu mengharuskan setiap siswa membuat karya tulis. Yakni, berupa artikel, puisi, dan cerita pendek (cerpen).
Untuk menjaga semangat literasi para pelajar tersebut, SMAN 1 Gresik selalu mengundang pihak berkompeten untuk menjadi mentor. Nah, kemarin (12/11) SMAN 1 Gresik menggandeng PWI Gresik dan S. Jai, penulis sejumlah buku cerpen. Seluruh siswa kelas X mendapat materi tentang cara menulis.
Kepala SMAN 1 Gresik Syafaul Anam mengatakan, pihaknya berharap dorongan gerakan literasi itu akan membuat anak didiknya semakin gemar membaca dan menulis. Kemampuan literasi di kalangan pelajar Gresik pun diharapkan meningkat. ”Saat ini, ada kecenderungan minat baca dan menulis anak-anak menurun sebagai dampak pengaruh gadget,” kata Syafak, panggilan Syafaul Anam.
Gerakan literasi di sekolahnya telah memasuki tahun ketiga. Dua tahun sebelumnya, ada penulisan cerpen dan novel. Untuk tahun ini, ditambah satu materi baru berupa penulisan artikel. ”Nanti ada karya satu kelas, satu buku,” ujar mantan kepala SMAN 1 Kedamean itu.
Di sekolahnya, lanjut Syafak, ada sebelas rombongan belajar (rombel). Mereka terbagi dalam dua jurusan, yakni MIPA dan IPS. Nah, melalui program satu kelas satu buku, setidaknya akan dihasilkan sebelas buku. ”Gerakan literasi ini memang harus terus-menerus kita kampanyekan bersama. Agar anak-anak kita menghasilkan karya bermanfaat,” ungkapnya.
Abdul Malik, salah satu pemateri dari PWI Gresik, menyatakan bahwa konsistensi gerakan literasi seperti di SMAN 1 Gresik layak mendapat apresiasi. Literasi merupakan salah satu bentuk kesadaran budaya membaca dan menulis. Para pelajar yang terbiasa membaca dan menulis buku serta literatur yang tepercaya akan memiliki banyak manfaat. Salah satu di antaranya tidak mudah percaya pada informasi-informasi hoaks.