Ada Kampung Serai, Ada Kampung Jeruk
GRESIK, Jawa Pos – Penjurian program Gresik Bisa 2019 terus berlanjut. Para tim penilai berkeliling dari kampung ke kampung dan sekolah untuk melihat inovasi bidang penataan lingkungan. Kemarin (12/11) tim penilai giliran turun ke empat desa di wilayah Kecamatan Sidayu.
Semangat, kreativitas, dan inovasi peserta program Pemkab Gresik dan Jawa Pos tersebut rata-rata layak mendapat acungan jempol. Di RT 03, RW 01, Desa Racikulon, misalnya. Menurut Ketua RT Jasirun, melimpahnya bandeng memunculkan ide kreatif warga. Salah satunya mengolah bandeng menjadi jajanan stik (sindeng). Rasanya gurih.
’’Tapi, pemasarannya sejauh ini baru sebatas di wilayah Sidayu. Kami ini kan termasuk pemula. Tapi, semangat warga luar biasa untuk terus membenahi lingkungan dan menggali potensi di kampung ini,’’ katanya.
Warga RT 02, RW 03, Golokan, memiliki produk unggulan lain. Mereka mengunggulkan olahan serai. Kampung tersebut dijuluki
Kampung Serai. Sebab, di setiap rumah warga pasti ada tanaman serai. ’’Serai ini kan juga bisa mengusir nyamuk,’’ kata Ketua RT Hadi Sucipto.
Selain itu, lanjut Hadi, tanaman serai di lingkungannya telah diolah menjadi minuman. Namanya wedang cemoy. Dia menyebutkan manfaat wedang tersebut. Salah satunya mengontrol tekanan darah.
Sementara itu, RT 03, RW 01,
Desa Sambipondok selama ini dikenal sebagai sentra jeruk nipis. Bahkan, jeruk nipis dari kampung tersebut sudah didistribusikan ke perusahaan makanan dan minuman. Di RT 01, RW 03, Desa Lasem, warga memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai. Misalnya, menyulap botol bekas menjadi lampion. Nah, lampion-lampion itu biasanya cukup apik untuk menghiasi terasteras rumah.