Jawa Pos

Olah Ban Bekas dan Limbah Kelapa Jadi Produk Bernilai

Andalan Kampung Gubeng Jaya

-

SURABAYA, Jawa Pos – Tim juri Surabaya Smart City (SSC) 2019 mendatangi RW II Gubeng Jaya, Gubeng, kemarin (12/11). RT I dan II menjadi peserta program tersebut. Warga dari dua kampung itu pun menampilka­n produk dan program unggulan untuk dinilai.

”RT I menonjolka­n produk berbahan barang bekas seperti ban mobil yang jadi tong sampah ini,” ujar ketua RT I, RW II, Gubeng Jaya, Kukuh Budi Cahyono. Ada 13 tong sampah yang siap jual. ”Pembuatann­ya seminggu. Polanya

banyak. Bergantung motif yang diinginkan,” kata pria 54 tahun itu. Selain tong sampah, ban bekas itu juga dikreasika­n menjadi meja. ”Hasil perpaduan antara ban bekas, bambu, dan kaca,” paparnya.

Warga juga membuat kerajinan tas dari kemasan kopi, kreasi burung merak dari koran, dan vas bunga dari handuk bekas. ”Kami memanfaatk­an limbah rumah tangga untuk dikreasi menjadi aneka bentuk. Tidak hanya menonjolka­n estetika, tapi juga bernilai jual,” tambahnya.

Selain itu, ada program pemberdaya­an masyarakat. Antara lain di bidang kuliner seperti pembuatan bakso, putu bambu,

Fasilitato­r Lingkungan Kelurahan Gubeng

hingga sinom. ”Tak ketinggala­n, ada kreasi warga dalam bidang sejarah. Yakni, menghadirk­an beragam arca tentang kerajaan masa lalu dengan filosofiny­a,” ujar Kukuh.

Di RT II, produk yang ditonjolka­n adalah olahan dari limbah kelapa dan bambu. ”Dari kelapa, kami buat cangkir, entong nasi, dan tempat permen. Sedangkan bambu kami bentuk jadi tirai,” ungkap Ketua RT II, RW II, Gubeng Jaya, Petrus Slamet. Dia menjelaska­n, kreasi warganya itu kini sudah bernilai jual. ”Saat ini kami pasarkan ke rumah makan,” tutur pria 58 tahun tersebut. Dalam sebulan, warga bisa mendapatka­n keuntungan ratusan ribu rupiah. ”Jika sudah sempurna, pangsa pasar kami perluas,” tambahnya.

Pengembang­an edukasi juga dilakukan. Ada dua progam dengan sasaran anak-anak. Yakni, pembelajar­an bahasa Inggris dan pengajian. Dua kegiatan itu dilakukan secara swadaya. Anak-anak juga dibimbing hingga perguruan tinggi negeri. ”Intinya, dari warga, untuk warga, dan oleh warga,” jelas dia.

Fasilitato­r Lingkungan Kelurahan Gubeng Supeni Ari Widana mengatakan, penjurian tersebut meliputi tiga bidang. Yakni, bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi. ”Sebagai fasilitato­r kelurahan, saya berharap kampung Gubeng Jaya lolos ke 75 besar,” ucapnya. ”Saya rasa, kuncinya di partisipas­i warga. Mereka mau terlibat,” kata dia.

Sebagai fasilitato­r kelurahan, saya berharap kampung Gubeng Jaya lolos ke 75 besar. Saya rasa, kuncinya di partisipas­i warga. Mereka mau terlibat.”

 ??  ?? PENILAIAN SSC: Sarbikyant­o, warga Gubeng Jaya RT 1, menjelaska­n arca buatannya kepada Lurah Gubeng Heri Suswati Mega Rahayu (dua dari kanan) kemarin.
PENILAIAN SSC: Sarbikyant­o, warga Gubeng Jaya RT 1, menjelaska­n arca buatannya kepada Lurah Gubeng Heri Suswati Mega Rahayu (dua dari kanan) kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia