FPG Larang Anggota Keluar Jakarta
Jelang Munas, Bamsoet Rasakan Kondisi Mencekam
JAKARTA, Jawa Pos – Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar tinggal tiga pekan lagi. Sang Ketua Umum Airlangga Hartarto pun tidak ingin forum tertinggi partai beringin tersebut terganggu. Kemarin (12/11) dia meminta semua anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI tidak meninggalkan Jakarta.
Larangan bagi anggota DPR itu tertuang dalam surat yang dikeluarkan Fraksi Partai Golkar. Surat bernomor: INT.00.210/ FPG/DPRRI/XI/2019 tertanggal 11 November 2019 itu ditandatangani Ketua Fraksi Partai Golkar Kahar Muzakir.
Isinya menyebutkan, sesuai dengan instruksi Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, seluruh anggota FPG DPR RI dilarang meninggalkan Jakarta hingga selesainya Munas Partai Golkar pada 6 Desember 2019.
Anggota DPR Fraksi Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno membenarkan adanya surat larangan itu. Menurut dia, mereka dilarang keluar Jakarta karena sebagian terlibat dalam kepanitian rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang digelar 14–15 November dan munas. ’’Besok juga ada rapat pleno,’’ terang dia saat dimitai konfirmasi kemarin (12/11).
Anggota fraksi juga diminta selalu siaga dalam melaksanakan tugasnya sebagai panitia agar semua acara bisa berjalan dengan baik. Menurut Dave, hanya itu alasan yang disampaikan Ketua Umum Airlangga Hartarto ketika meminta para kader Golkar yang ada di Senayan untuk tidak meninggalkan Jakarta.
Anggota Komisi I DPR itu menambahkan, larangan keluar Jakarta tidak ada yang berkaitan dengan strategi pemenangan munas atau ingin menjegal pencalonan Bambang Soesatyo sebagai ketua umum. Pimpinan Fraksi juga masih memberikan pengecualian, khususnya jika ada alasan yang memang mengharuskan anggotanya keluar Jakarta. ’’Kalau alasan khusus, bisa diberikam izin,’’ terang dia.
Sementara itu, para pendukung Bamsoet yang mengatasnamakan
Posbakum Golkar menggelar acara dikusi bertajuk Golkar
Mencari Nakhoda di Hotel Sultan kemarin. Para panitia acara mengenakan baju yang di bagian dadanya bertulisan Bamsoet
for Golkar 1. Mereka juga membagikan kaus bertulisan kalimat yang sama dengan yang dikenakan panitia.
Bamsoet tampak hadir dalam acara itu. Ada juga pakar politik LIPI Siti Zuhro, Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda, dan pengamat politik Ray Rangkuti. Mereka menjadi pembicara diskusi tentang suksesi di Golkar.
Menurut Bamsoet, acara yang digelar Posbakum itu bukan tanpa risiko. Sebab, selama ini sudah banyak para pendukungnya yang dipecat, bahkan dikeluarkan dari grup WhatsApp (WA). Menghadapi munas yang tinggal beberapa pekan, dia merasa seperti berada di masa reformasi. Banyak larangan dan pemecatan.
Pria yang juga ketua MPR itu mengungkapkan, munas seharusnya diwarnai persaingan yang sehat agar partai berkembang dengan baik. Namun, yang terjadi di Golkar saat ini malah sebaliknya. ’’Kondisinya mencekam dan saling sikut,’’ ujar mantan ketua DPR itu.
Padahal, lanjut Bamsoet, dirinya sudah berusaha cooling down. Caranya, tak segera memutuskan maju atau tidak dalam munas mendatang. ’’Agar para pendukung saya tidak dizalimi dan tidak disingkirkan. Korbannya sudah banyak di DPR,’’ ungkap dia.
Bamsoet lantas mengajak para elite Golkar untuk melihat Partai Nasdem yang baru saja selesai menggelar kongres II. Nasdem sudah memikirkan Pilpres 2024, enggan mengadakan konvensi. ’’Golkar... jangankan konvensi, pilkada yang ada di depan mata saja belum dibahas,’’ tegasnya.