Jawa Pos

Tingkat Kepercayaa­n Masyarakat Menurun

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019 ternyata menyisakan dampak negatif. Tingkat kepercayaa­n publik terhadap institusi dan lembaga negara menurun. Bahkan, kepercayaa­n masyarakat kepada tokoh agama pun ikut mengalami penurunan.

Menurunnya kepercayaa­n publik itu terungkap dari hasil survei yang dirilis LSI Denny JA di Pisa Kafe Menteng, Jakarta Pusat, kemarin (13/11). Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby menyatakan, Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 menghasilk­an residu menurunnya trust publik terhadap sejumlah lembaga negara dan lembaga sosial.

Menurut Adjie, hasil survei menunjukka­n bahwa kepercayaa­n terhadap beberapa lembaga negara dan lembaga sosial cenderung turun seusai Pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019. Sebelum pilpres, pada Juli 2018, LSI mencatat, publik yang percaya bahwa presiden bekerja untuk kepentinga­n rakyat sebesar 81,5 persen. Hanya 14,2 persen yang menyatakan tidak percaya.

Namun, kepercayaa­n terhadap presiden cenderung menurun pascapilpr­es. Pada September 2019, yang percaya presiden bekerja untuk kepentinga­n rakyat tinggal 75,2 persen. Sebesar 18,8 persen menyatakan tidak percaya. Artinya, terjadi penurunan sekitar 6,3 persen kepercayaa­n publik terhadap presiden pascapilpr­es.

Selain kepada presiden, kepercayaa­n publik kepada DPR juga menurun. Sebelum pemilu, Juli 2018, mereka yang percaya DPR bekerja untuk kepentinga­n rakyat 65,0 persen. Namun, pada September 2019, tingkat kepercayaa­n terhadap DPR pun menurun. Mereka yang percaya DPR akan bekerja untuk kepentinga­n rakyat 63,5 persen.

Begitu juga kepercayaa­n kepada Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK). Publik yang percaya KPK bekerja untuk kepentinga­n rakyat 89,0 persen prapilpres. Namun, pascapilpr­es mereka yang percaya cenderung menurun meski masih cukup tinggi, yaitu 85,7 persen. ”Sedangkan yang kurang percaya terhadap KPK cenderung naik dari 6,5 persen prapilpres menjadi 8,2 persen pascapilpr­es,” jelas Adjie.

Bukan hanya kepada lembaga pemerintah, kepercayaa­n kepada tokoh agama juga menurun. Publik yang percaya terhadap imbauan tokoh agama atau ulama sebesar 91,3 persen pada Juli 2018. Namun, pada September 2019, mereka yang menyatakan percaya terhadap imbauan tokoh agama sedikit menurun menjadi 85,1 persen.

Selama pilpres, sebagian ulama memang terlibat dalam proses dukung-mendukung terhadap calon presiden tertentu. ”Dukungandu­kungan tersebut memengaruh­i persepsi publik terhadap ulama,” ucapnya.

Menurut Adjie, ada empat faktor utama penyebab turunnya kepercayaa­n masyarakat. Yaitu masifnya penyebaran narasi negatif, maraknya kasus korupsi, ekstremnya politik media sosial, dan terjadinya pembelahan politik di level akar rumput.

Survei LSI tersebut dilakukan pada kurun waktu sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta 2017 serta sebelum dan sesudah Pilpres 2019. Melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi dengan metode wawancara langsung. Margin of error survei 2,9 persen.

 ?? GRAFIS HERLAMBANG/JAWA POS ?? Sumber: LSI Denny J.A.
GRAFIS HERLAMBANG/JAWA POS Sumber: LSI Denny J.A.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia