Jawa Pos

Bentuk Malaria Center

-

PAPUA merupakan endemi malaria. Itulah yang menjadi salah satu ketakutan atlet yang akan berlaga di PON XX/2020. Mereka tentu tidak ingin pulang membawa oleh-oleh penyakit yang diakibatka­n nyamuk Anopheles betina tersebut. Pihak tuan rumah pun berusaha meminimalk­an risiko para atlet terkena penyakit yang bisa mematikan itu.

Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika Marthen Paiding mengatakan, pihaknya meminta semua hotel dan penginapan yang akan dihuni atlet agar bebas dari nyamuk malaria. ’’Itu sudah kami instruksik­an. Kami tidak ingin ada atlet atau ofisial terkena malaria,’’ kata Marthen saat ditemui Jawa Pos di Timika (3/11).

Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadisorda) Merauke Selestinus A. Kahol menambahka­n, di antara empat klaster penyelengg­ara PON, Merauke yang paling kecil risiko malaria. Dia optimistis atlet dan ofisial yang ada di Merauke aman. Meskipun, ada venue yang merupakan bekas hutan belantara. Selain itu, tuan rumah membentuk Malaria Center. Tim tersebut, selain melakukan pencegahan, akan menangani para atlet, ofisial, dan perangkat pertanding­an yan terserang malaria. ’’Tidak hanya selama di Papua. Setelah pulang ke derah masing-masing, bila terkena malaria, silakan melapor. Kami akan kirim tim untuk mengobati,’’ kata Sekretaris KONI Mimika Cessar Avianto Tunya. Gejala malaria memang baru muncul 10–15 hari setelah tergigit nyamuk. Jadi, bisa saja ada atlet atau ofisial baru mengalami gejala malaria setelah pulang ke kota masing-masing.

MARTHEN PAIDING Sekda Mimika

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia