Konsumsi Ikan di Surabaya Belum Capai Target Nasional
SURABAYA, Jawa Pos – Pada 2018, realisasi konsumsi ikan di Kota Surabaya rata-rata sebesar 45,85 kilogram per kapita per tahun. Angka tersebut masih lebih rendah daripada target nasional 50,65 kilogramperkapitapertahun.Sementara itu,targettahuninilebihtinggi.Yakni, 54,46 kilogram per kapita.
Hal itu mendorong Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya untuk terus menggerakkan masyarakat agar gemar makan ikan. Salah satunya, penyuluhan Gemarikan yang ditujukan kepada anak SD hingga SMP di ITC kemarin (13/11).
Pengelola Program Gizi Akademi Gizi Surabaya Yuni Prabawani memaparkan, ikan mengandung gizi lengkap yang diperlukan tubuh. Di antaranya, omega 3 dan protein yang bermanfaat bagi perkembangan otak serta lemak ikan yang baik untuk melancarkan peredaran darah. Selain sehat, harga ikan relatif tidak terlalu mahal sehingga bisa menjadi alternatif pilihan lauk.
Dalam acara Gemarikan kemarin, beberapa anak mengaku belum mau mengonsumsi ikan.
”Kebanyakan alasannya karena amis,” ucap Yuni. Padahal, ada cara untuk mengolah ikan agar tidak amis. Misalnya, menambahkan air perasan jeruk saat membersihkannya atau dimasak dengan berbagai rempah. Selain itu, beberapa anak enggan makan ikan karena tidak mau tulang ikan (duri) menyangkut ke tenggorokan. Hal itu bisa diakali dengan memasak menggunakan presto.
Yuni menerangkan, ikan air laut memiliki kandungan yodium lebih tinggi daripada ikan air tawar maupun ikan air payau. Yodium berfungsi sebagai sumber mineral bagi tubuh dan dapat mengurangi risiko kanker tiroid. Namun, bila tidak menyukai ikan laut, anak-anak tetap bisa mendapatkan asupan yodium dari garam beryodium.
Dia memaparkan bahwa masih banyak orang tua yang kurang tepat dalam penggunaan garam. Garam tidak boleh ditambahkan pada air yang mendidih. Misalnya, memasak sup. ”Sebaiknya menambahkan garam ketika masakan sudah diturunkan dari api kompor,” katanya. Jika tidak, kandungan yodium akan berkurang.