Pakai Bakiak, Anns Hampir Jatuh
SURABAYA, Jawa Pos Muhammad Anns meringis kesakitan. Kakinya tak muat dengan ukuran selop bakiak. Meski begitu, mahasiswa asal Pakistan itu berusaha tersenyum. Bersama tiga rekannya, dia berupaya berjalan dengan menggunakan bakiak. Dia beberapa kali kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. ’’Ini baru kali pertama saya mencobanya,’’ ucapnya dalam bahasa Inggris kemarin (13/11).
Kata bakiak tak pernah didengar oleh Anns dan ketiga temannya. Dia juga tak mengetahui cara memainkannya. Mahasiswa University of The Punjab itu menuturkan, memainkan bakiak memang susah. ’’Jika tak kompak, bisa jatuh. Tapi, ini menjadi pengalaman yang berharga. Menyenangkan. Sebab, bakiak hanya ada di Indonesia,’’ paparnya saat ditemui di Universitas Kristen (UK) Petra kemarin.
Hal yang sama diungkapkan Christian Michael Brown. Mahasiswa Temple University tersebut bingung ketika diminta menggunakan bakiak. Pemuda 21 tahun itu tertarik memainkan bakiak. Menurut dia, permainan tradisional tersebut sangat unik. Untuk sampai finis, para pemain harus berjalan seirama. ’’Kanan, kiri, kanan, kiri,’’ katanya.
Mahasiswa tersebut berada di
Indonesia sejak Juli. Mereka datang untuk belajar bahasa dan kebudayaan Indonesia. Meski baru empat bulan, mereka sangat cinta Indonesia. Nasi goreng dan sate adalah menu kesukaan mereka.
Brown yang masih semester empat memiliki keinginan besar. ’’Saat lulus nanti bisa bekerja di Indonesia,’’ ujarnya. Menurut dia, Indonesia memiliki banyak budaya yang unik. Orang-orang Indonesia juga ramah. Saat kembali ke negaranya nanti, Brown berjanji menceritakan pengalamannya selama berada di Indonesia. ’’Keinginan saya bisa menjadi Dubes Amerika untuk Indonesia,’’ terangnya.
Selain bermain, mereka belajar cara menghias bakiak. Dosen Desain Interior Fakultas Seni dan Desain UK Petra Andereas Pandu Setiawan menyatakan, mereka diberi kebebasan untuk memoles bakiak sesuai dengan tema negara mereka. ’’Sebelumnya, mereka juga menghias caping (topi petani, Red),’’ jelasnya.
Pandu menjelaskan, para mahasiswa asing tersebut ikut dalam program pemerintah bernama Darmasiswa. ’’Mereka di sini belajar bahasa dan budaya Indonesia,’’ katanya. ’’Sebelumnya juga pernah belajar egrang,’’ tambahnya.