Jawa Pos

Pengajuan Turun Kelas BPJS Masih Berlanjut

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Banyak peserta Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia sehat (JKN-KIS) yang melakukan perubahan status. Kemarin (13/11) antrean warga yang ingin turun kelas masih panjang di kantor Badan Penyelengg­ara Jaminan Sosial (BPJS) Cabang Sidoarjo.

Salah satu yang ikut antre adalah Tri Nurcahyono. Laki-laki 48 tahun itu akan melakukan perubahan status. Awalnya, dia dan keluarga menjadi peserta kelas II. Kemarin dia mengajukan turun ke kelas III.

Alasannya, iuran tiap bulan mengalami kenaikan. Nilainya dua kali lipat dari iuran yang dikeluarka­n sebelumnya. Hal itu membuatnya merasa keberatan. ”Jika kelas II untuk empat orang, biaya iuran hampir Rp 500 ribu,” katanya.

Padahal, tanggungan biaya di keluargany­a cukup banyak, tidak hanya membayar premi BPJS. Salah satunya, biaya sekolah anak-anaknya. Saat ini ada buah hatinya yang masih kuliah. Juga ada yang duduk di bangku SMP. ’’Mereka tentu membutuhka­n banyak biaya,’’ jelasnya.

Warga lain yang juga turun kelas adalah Nanik. Perempuan 62 tahun itu bahkan sudah lama melakukan perubahan status. Yakni, sejak akhir Oktober lalu. Dia mendapat informasi kenaikan iuran biaya BPJS mulai 1 November.

Padahal, berdasar ketentuan, iuran BPJS baru dinaikkan tahun depan. Pemerintah telah menetapkan bahwa iuran kelas I yang semula Rp 80 ribu jadi Rp 160 ribu. Iuran kelas II dari Rp 51 ribu menjadi Rp 110 ribu. Iuran kelas III dari Rp 25.500 jadi Rp 42 ribu.

Antrean warga di kantor BPJS mengular sejak Senin (4/11). ”Banyak peserta yang turun kelas,” ucap Kabid Penjaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo dr Erwin Widiarmant­o. Terbanyak adalah peserta turun kelas II ke kelas III. Peserta dari kelas I yang turun ke kelas II tidak seberapa banyak.

Edwin mengatakan, tiap hari peserta yang mengajukan turun kelas tersebut 50–100 orang. Padahal, satu orang bisa melakukan turun kelas untuk 3–4 anggota keluarga. Dengan demikian, warga yang antre dengan turun kelas lebih banyak.

Banyaknya warga yang melakukan perubahan status tersebut bakal berimbas pada layanan di pusat kesehatan. Termasuk rumah sakit. Di RSUD Sidoarjo bakal banyak warga yang membutuhka­n layanan kelas III. Namun, hingga kemarin, belum ada rencana penambahan ruang kelas III.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? DAMPAK KENAIKAN: Warga mengambil nomor antrean di kantor BPJS Kesehatan Sidoarjo kemarin. Sebagian besar mengurus penurunan kelas peserta.
BOY SLAMET/JAWA POS DAMPAK KENAIKAN: Warga mengambil nomor antrean di kantor BPJS Kesehatan Sidoarjo kemarin. Sebagian besar mengurus penurunan kelas peserta.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia