Ingin Jadi Filmmaker, Awali dengan Film Festival
SURABAYA, Jawa Pos –”Film festival bisa menjadi tempat pertama seseorang berkontribusi menjadi filmmaker,” kata Wilza Lubis di hadapan puluhan peserta diskusi di BG Junction kemarin. Perempuan yang menjadi produser di film 27 Steps of
May itu berkeyakinan bahwa menjadi seorang filmmaker tidaklah sulit. Tipnya, bikin film yang bisa diikutkan dalam berbagai festival.
’’Yang kali pertama harus dipikirkan adalah ide cerita,’’ ucap perempuan yang juga ikut memproduseri film Susi Susanti yang sedang tayang saat ini. Kalau sudah ketemu jalan cerita yang bagus, baru dipikirkan proses produksinya. Soal biaya juga bisa diakali. ”Jika kita mencari di internet, banyak tersedia web pendanaan film. Kita tinggal bikin proposal,” ujar Wilza yang menjadi pembicara dalam Bulan Film SMK dr Soetomo tersebut.
Dengan membuat film yang bakal diikutkan dalam festival, banyak hal yang tak perlu lagi dipikirkan. Misalnya, sensor atau biaya yang harus dikeluarkan jika film tersebut diputar di bioskop. ”Namun, bukan berarti film festival tidak bisa menjadi film komersial dan masuk bioskop,” tutur perempuan yang berperan sebagai Nuri dalam film Arisan! 2 itu.
Dia mencontohkan film 27 Steps of May. Awalnya, film yang diperankan Raihaanun tersebut dibuat untuk diikutkan di berbagai festival film tingkat internasional. Busan International Film Festival
merupakan festival film pertama yang menayangkan film itu. Beberapa penghargaan juga dapat diraih film yang disutradarai Ravi Bharwani tersebut.
Bahkan, 27 Steps of May akhirnya diputar di bioskop meskipun durasinya tidak lama. Kini film itu juga masuk nominasi film cerita panjang terbaik versi Piala Citra 2019.
Dia menekankan, film festival yang masuk ke bioskop telah menjalani serangkaian kurasi. Dia memberikan masukan kepada para hadirin untuk membuat film sekreatif-kreatifnya. ”Ide, ide, ide. Itu kunci membuat film. Makanya, seorang filmmaker itu harus mau belajar,” ucapnya.