Tafsir Pahlawan Versi Milenial
SURABAYA, Jawa Pos – Meski zaman telah berubah, pahlawan tetap selalu ada. Bahkan, pengertian pahlawan makin luas. Pahlawan tidak hanya berjuang melawan penjajahan.
Bagi kalangan anak muda, pahlawan saat ini memiliki arti yang berbeda. Beragam tafsir terhadap sosok pahlawan berusaha dihadirkan Airlangga Photography Society (APS) Unair dan Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi (Ukafo) ITS dalam pameran Ruang Juang kemarin (13/11).
Pahlawan bisa apa saja dan dari mana saja. Begitu kata Ketua Pelaksana Pameran Diaz Ainur kemarin. ’’Bisa sifat atau bahkan benda yang dianggap pahlawan. Bukan hanya orang tua seperti ayah dan ibu,’’ ujarnya ketika ditemui di Galeri Paviliun, House of Sampoerna.
Menurut Diaz, pahlawan tidak harus seseorang yang mempertaruhkan nyawa atau cerita kemegahan dan heroik. Bagi dia, pahlawan bisa ditemukan dalam keseharian. Karena itu, perspektif setiap pemilik karya sangat beragam. Latar belakang mereka yang bermacam-macam memengaruhi definisi terhadap sosok pahlawan.
’’Di ruang ini, lahir pahlawan baru dari tafsiran setiap peserta. Pameran ini menjadi cara mengenang dan mengapresiasi mereka,’’ tuturnya.
Tidak hanya menampilkan foto, pameran yang berlangsung hingga 7 Desember nanti itu juga menyuguhkan instalasi untuk memperkuat narasi. Misalnya, karya mahasiswi Unair Faiza Nur Sabrina. Dia menghadirkan foto seorang perempuan bersama sebatang lilin putih. Sebagai backdrop, Faiza menggunakan kain merah. Di kanan kiri foto utama, ada wajah Munir, Marsinah, dan Wiji Thukul. Faiza ingin karya tersebut menjadi pengingat bagi kalangan milenial mengenai pahlawan yang kehilangan nyawa saat membela hak asasi manusia.
Ada juga foto dengan instalasi koran di bawahnya. Karya itu dibuat dua mahasiswa Unair, Ferry Agusta dan Rayhan Fakhriza. Di bawah foto laki-laki yang memegang bunga, terdapat gumpalan kertas koran, bunga, dan dupa yang terserak di lantai. Ferry dan Rayhan juga ingin menjadikan karya tersebut sebagai pengingat.
’’Kebebasan media sekarang adalah pahlawan kita. Jangan sampai mati, kembali ke masa lalu,’’ tegas Ferry.