Jawa Pos

Tonjolkan Olah Warna dalam Dua Media

-

SURABAYA, Jawa Pos – Ingin menjadikan pengolahan warna sebagai karya seni tanpa menampilka­n figur, perupa Surabaya Alifiman Eratama memilih gaya abstrak dalam karya terbarunya. Ali menggunaka­n dua media. Yakni, cat air di kertas dan cat akrilik di kanvas. Total ada 23 lukisan yang dihasilkan dan dipamerkan di Co’lab Space hingga 8 Desember.

Bagi Ali, gaya abstrak dirasa menantang. Sebab, pelukis tidak akan tahu hasil jadinya seperti apa. Ketika hendak berkarya, dia mengatakan memang punya bayangan ingin menghadirk­an bentuk tertentu. Namun, ketika sudah bereksperi­men, akan ada pengaruh alam terhadap bentuk atau warna yang muncul. Karya tersebut di luar kendalinya.

’’Misalnya, yang watercolor. Caranya kan kertasnya dibasahi dulu baru kuas yang sudah ada catnya digoreskan di kertas. Nah, meski kita menggoresn­ya seperti apa, nanti ada efek-efek natural yang muncul sendiri,’’ jelas pria yang mulai tertarik menekuni gaya abstrak sejak 2017 itu.

Sebelumnya, Ali mengatakan berfokus melukis portrait yang realis. ’’Tapi lamalama saya jenuh. Akhirnya waktu saya cari pelarian dari kejenuhan itu saya ketemu abstrak ini,’’ tambahnya.

Satsuki Shibuya, pelukis abstrak watercolor asal Jepang, menjadi inspirator­nya. Namun, dia mengembang­kan gayanya sendiri. Karena banyak karya yang sudah dihasilkan, laki-laki yang juga anggota Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (Kolcai) itu berani melangsung­kan pameran solonya yang diberi judul Ini Main-Main.

Saat menggunaka­n watercolor, dia mengatakan lebih hati-hati dalam menggoresk­an catnya. ’’Soalnya kalau udah salah nggak bisa diulang. Soalnya pakai kertas,’’ tuturnya. Pembuatann­ya pun lebih lama dibandingk­an dengan cat akrilik. ’’Tapi keringnya lebih cepat,’’ tambahnya. Berbeda dengan cat akrilik, pembuatann­ya diakui lebih mudah. ’’Tinggal catnya dicairkan terus dituangkan di kanvas. Nggak perlu pakai kuas. Terus kalau salah juga masih bisa diakali ditumpuk warna lain,’’ paparnya.

Untuk hasil akhir, cat akrilik lebih mengilap, sedangkan watercolor cenderung doff. ’’Nah, kalau di mata kolektor, mereka akan lebih suka yang akrilik. Soalnya dianggap bisa tahan lebih lama karena medianya itu kanvas,’’ ungkapnya.

Namun, Ali menuturkan, meski watercolor, sebenarnya yang dibuat di media kertas pun bisa tahan lama jika tahu cara merawatnya. ’’Cukup dipajang dalam pigura kaca dan tidak dipajang di dinding yang lembap,’’ katanya.

 ??  ?? PAMERKAN 32 LUKISAN: Alifiman Eratama (kiri) menjelaska­n karyanya kepada pengunjung di Co’lab Space kemarin.
PAMERKAN 32 LUKISAN: Alifiman Eratama (kiri) menjelaska­n karyanya kepada pengunjung di Co’lab Space kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia