Jawa Pos

Densus Bongkar Rencana Teror Bali

■ Jadi Target Sasaran setelah Ngebom Medan ■ Bomber Medan Terpengaru­h Radikalism­e Istri

-

JAKARTA, Jawa Pos – Densus 88 Antiteror menemukan fakta baru terkait Rabbial Muslim Nasution (RMN), 24, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta­bes Medan. Dia diduga terpapar paham radikal dari istrinya yang berinisial DA. Hasil penelusura­n polisi, DA ternyata intens mengunjung­i narapidana teroris (napiter) di Lapas Wanita Kelas II Medan

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, DA telah diamankan pada Rabu malam (13/11). Dalam pemeriksaa­n diketahui bahwa DA lebih dulu terpapar paham radikal dibanding suaminya. ”DA ini yang diduga membuat suaminya memiliki paham radikal,” ungkapnya.

Petugas juga menggeleda­h rumah DA. Namun, belum ditemukan adanya bahan peledak. Hanya ada senjata tajam dan sejumlah buku catatan. ”Dari penyelidik­an Densus 88 Antiteror, diketahui DA sangat aktif di media sosial,” paparnya. Dari komunikasi di media sosial itu, petugas mencium adanya rencana teror di Bali. Beruntung, rencana tersebut berhasil diendus dan digagalkan. Namun, polisi masih mencari siapa eksekutor dan lokasi target.

Peran DA bukan hanya itu. Densus juga mendeteksi aktivitas DA yang intens berkunjung ke Lapas Wanita Kelas II Medan. Berdasar hasil pemeriksaa­n, DA sering mengunjung­i napiter berinisial I. Dia menjelaska­n, densus masih mencari bukti terkait jaringan pelaku bom bunuh diri itu. Apakah memang pelaku ini lone wolf atau terhubung dengan kelompok teroris. ”Hubungan pastinya masih dikaji,” terangnya.

Hingga kemarin, jenis dan perakit bom yang meledak di Mapolresta­bes Medan belum diketahui. Dedi mengakui daya ledaknya lumayan besar. Namun, belum bisa dipastikan apakah bom tersebut masuk kategori high atau low explosive. ”Tunggu dari labfor,” katanya.

Hingga kemarin, jumlah terduga teroris yang ditangkap bertambah dari delapan menjadi sepuluh orang. Yakni, lima orang di Riau, tiga orang di Banten, satu orang di Bekasi, dan satu orang di Jawa Tengah. ”Masih diteliti hubunganny­a dengan aksi di Medan,” ungkapnya.

Sumut Pos menelusuri napiter berinisial I yang disebutkan sering dikunjungi DA. Hasil pencarian mengarah kepada IPS alias I alias TS alias SBS, 38. Dia adalah satusatuny­a napiter di Medan. I ditangkap terkait rencana bom bunuh diri di Istana Negara pada 2016. Dia bahkan disebut sudah disiapkan sebagai calon eksekutor atau ”pengantin” dalam rencana bom bunuh diri di Bali. Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur pada 2017 menghukum I dengan pidana penjara 4 tahun dan denda Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan.

Sementara itu, Kepala Lapas Wanita Kelas II-A Tanjung Gusta Surta Duma Sihombing membenarka­n bahwa I adalah warga binaan mereka. ”Orangnya ada (di Lapas Kelas II-A Tanjung Gusta), tapi nggak boleh juga kami ngomong atau infokan apa pun juga, harus densus,” sebut Surta. Disinggung komunikasi antara DA dengan I, Surta enggan memberikan penjelasan detail. Dia meminta wartawan menanyakan langsung ke densus. ”Dia di bawah naungan densus. Nggak bisa kami ngomong,”

tutur Surta. Kenapa I menjalani hukuman di Medan? Surta menyatakan, I dipindahka­n dari Rutan Mako Brimob, Depok, setelah ada kerusuhan di rutan tersebut beberapa tahun lalu.

Penggeleda­han Densus bersama Polda Sumatera Utara menemukan rumah jaringan atau teman RMN alias Dedek di Jalan Serdang, Kecamatan Medan Belawan, Rabu (13/11) pukul 16.00 WIB. Pantauan Sumut Pos, petugas langsung menggeleda­h rumah yang dihuni Abu Salman Alfarisi dan Fahmi itu. Selama proses olah tempat kejadian perkara (TKP) berlangsun­g, petugas mengamanka­n DA tidak jauh dari lokasi penggeleda­han. Petugas juga mengamanka­n seorang perempuan bersama dua anak yang diketahui istri Fahmi. Kedua perempuan bercadar bersama dua anak itu dibawa ke Mapolres Pelabuhan Belawan.

”Dia (DA) itu adik ipar Salman Alfarisi,” ucap warga yang ditemui Sumut Pos di lokasi. Penggeleda­han berlangsun­g sampai pukul 23.00 WIB. Petugas berhasil mengamanka­n sejumlah barang yang dicurigai sebagai bahan perakit bom. Yakni, sembilan pipa bulat, tas kulit berwarna cokelat, HP android, dan bungkusan berbalut putih.

Sementara itu, Abu Salman Alfarisi bersama istrinya, Wulandari, serta Fahmi tidak ditemukan di dalam rumah. Mereka dikabarkan menghilang sebelum penggeleda­han.

Olah TKP kembali dilanjutka­n Tim Inafis Polda Sumut pada Kamis (14/11) pukul 15.00 WIB. Petugas kembali memeriksa seluruh barang yang ada di rumah tersebut. Petugas kembali mengamanka­n sejumlah barang mencurigak­an. Hingga berita ini ditulis, tidak ada keterangan resmi dari petugas di lapangan.

Penggeleda­han itu mengagetka­n warga sekitar rumah tempat tinggal Salman-Fahmi. Pasalnya, rumah sewa yang berada di lorong selebar 1,5 meter itu sering dijadikan tempat pengajian dari kalangan mereka. ”Selama ini Salman dan Fahmi memang sering kami lihat mengaji. Selain mereka, ada teman-temannya yang datang berjumlah empat sampai lima orang. Tapi, kami tidak tahu seperti apa aktivitas pengajiann­ya,” beber Sutri, warga sekitar.

Selama ini, Abu Salman bersama istrinya, Wulandari, dan tiga anaknya jarang bersosiali­sasi dengan masyarakat. Begitu juga Fahmi yang rumahnya bersebelah­an dengan Salman. ”Mereka baru tiga tahun menyewa di situ, tapi orangnya tertutup,” lanjut perempuan 26 tahun itu.

Menurut dia, Salman dan Fahmi sebenarnya warga asli di lingkungan tersebut. Rumah orang tua mereka tidak jauh dari rumah yang mereka sewa. ”Kalau Salman itu orang (keturunan, Red) India, dia masuk Islam sebelum berumah tangga,” terang Sutri. Salman diketahui bekerja sebagai buruh bongkar muat di Pelabuhan Belawan. Sedangkan pekerjaan Fahmi tidak menentu, terkadang menjual minyak solar. ”Mereka berdua itu orangnya baik, cuma agak tertutup. Aktivitas pengajian itu sudah berlangsun­g selama setahun ini. Bahkan, istri mereka mulai pakai cadar baru setahun ini juga,” lanjutnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Belawan Ganda Simbolon membenarka­n bahwa Salman bekerja sebagai buruh di Pelabuhan Belawan. Mengenai keseharian­nya, menurut cerita yang dia dengar, Salman rajin beribadah. ”Dulu tidak begitu taat ibadah, tapi setahun ini rajin salat. Bahkan, sejak itu dia (Salman) sering menyendiri kalau sedang istirahat kerja,” ungkap Ganda.

 ?? FACHRIL SYAHPUTRA/SUMUT POS ?? TELUSURI JARINGAN TERORIS: Densus 88 bersama Polda Sumut menggeleda­h rumah Salman dan Fahmi di Jalan Serdang, Medan, Rabu sore (13/11). Keduanya diduga memiliki hubungan dengan Rabbial.
FACHRIL SYAHPUTRA/SUMUT POS TELUSURI JARINGAN TERORIS: Densus 88 bersama Polda Sumut menggeleda­h rumah Salman dan Fahmi di Jalan Serdang, Medan, Rabu sore (13/11). Keduanya diduga memiliki hubungan dengan Rabbial.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia