Jawa Pos

Guru SMK dan Dosen Kini Dampingi Proyek Fisik Sekolah

- MENTERI

Dari peninjauan ke SDN Gentong di Kota Pasuruan yang ambruk, apa perkembang­an penanganan saat ini?

Jadi, nanti untuk mempercepa­t proses belajarmen­gajar, dibikin sekolah darurat. Seperti di daerah bencana. Yang itu sangat layak untuk kegiatan belajar-mengajar. Dengan demikian, revitalisa­si total gedung yang roboh itu tidak harus terburu-buru. Lahannya sudah ada di lapangan yang hanya berjarak 100 meter dari lokasi sebelumnya.

Presiden Joko Widodo meminta ada percepatan penanganan sekolah rusak. Bagaimana implementa­si di lapangan?

Program rehabilita­si sekolah rusak selalu dilakukan. Jumlah sekolah mencapai 216 ribu unit. Yang penting sebetulnya jumlah anggaran yang tersedia. Anggaran untuk sekolah-sekolah rusak itu selalu kami validasi. Selalu kami update. Dan pasti setiap tahun ada yang rusak di antara 216 ribu sekolah itu.

Bagaimana kelanjutan program rehabilita­si sekolah rusak ke depan?

Ada skema yang ditangani Kementeria­n

PUPR, yaitu revitalisa­si total. Bukan hanya bangunan fisik kelasnya, melainkan termasuk infrastruk­turnya. Mulai halaman, sanitasi lingkungan, drainase, dan seterusnya, itu akan diganti.

Selama ini, pembanguna­n sekolah, baik itu unit sekolah baru maupun ruang kelas baru, indikatorn­ya itu sekian kelas. Padahal, sekolah bukan hanya kelas. Perlu ada kamar mandi, WC, lapangan, saluran air, dan pagar. Anggaranny­a selalu diasumsika­n melalui bantuan operasiona­l sekolah. Padahal, dalam praktiknya, bantuan operasiona­l sekolah habis untuk menggaji guru honorer.

Terhadap proyek renovasi sekolah supaya berjalan baik, bagaimana responsnya?

Mulai empat tahun terakhir, untuk pembanguna­n sekolah yang pelaksanaa­nnya swakelola itu, ada tim pedamping. Baik itu yang dananya melalui pemerintah pusat maupun dari dana alokasi khusus (DAK), itu ada tim pendamping.

Secara teknis, seperti apa pendamping­an itu?

Proyek di SD tersebut didampingi tim dari SMK jurusan konstruksi. Guru dari SMK itu ditugasi membuat rancang bangun dan mengawasi pengerjaan. Tim yang melakukan pengawasan itu harus bersertifi­kat.

Kemudian, untuk bangunan SMP dan SMA, harus didampingi tim dari perguruan tinggi yang punya fakultas teknik sipil. Dosen dari fakultas teknik sipil yang melakukan pendamping­an bertugas sejak perancanga­n dan pengawasan. Dosennya juga harus bersertifi­kat. Jadi, kalau ada kejadian seperti itu (sekolah ambruk), kita sudah tahu (yang bertanggun­g jawab).

Koordinato­r Pembanguna­n Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy berharap kasus sekolah ambruk di Kota Pasuruan tidak terulang. Apalagi, sejak empat tahun terakhir, proyek fisik di sekolah telah didampingi tim ahli. Berikut wawancara Muhadjir dengan wartawan di Kantor Wakil Presiden kemarin (14/11).

 ?? RAKA DENNY/JAWAPOS ??
RAKA DENNY/JAWAPOS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia